Semarang Sibuk Berdandan, Siap Jadi Warisan Budaya Dunia
- VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA – Sebagai destinasi wisata unggulan, Kota Lama Semarang berpeluang segera diakui sebagai warisan cagar budaya dunia oleh UNESCO pada 2020. Untuk itu, kawasan peninggalan Belanda tersebut kini terus dipercantik oleh Pemerintah Kota Semarang.
Salah satu hal penting menuju kawasan heritage dunia, Pemkot Semarang kini telah bekerjasama dengan pemerintah Belanda terkait penyerahan peta asli Kota Lama. di mana peta atau map asli itu kini berada di museum Belanda.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi memastikan bahwa Belanda segera menyerahkan peta asli kawasan Kota Lama kepada Pemkot Semarang. Pihaknya hingga kini telah mengupayakan komunikasi secara intensif terkait hal tersebut.
"Komunikasinya sudah ada. Peta kawasan Kota Lama ini kan dulu ada di Belanda. Nah, hari ini komitmennya sudah jelas, MoU-nya sudah jelas akan diserahkan ke Kota Semarang, " kata Hendrar, Jumat, 9 Maret 2018.
Meski begitu, Hendrar menyebut bahwa Pemerintah Belanda memberi syarat agar penyimpanan peta asli itu harus benar-benar steril. Termasuk jaminan keamanan peta yang menjadi peninggalan penting untuk melihat kawasan Kota Lama yang sebenarnya.
Â
"Nah, kami lagi menyiapkan itu dengan membuat semacam galeri. Tapi mereka sudah mau menyerahkan ke kita. Mereka minta jaminan keamanan, agar peta terawat. Rundingannya baru peta," jelasnya.
Peta asli kawasan Kota Lama sendiri penting mengingat untuk mengetahui lebih detail terkait seluk beluk Kota Lama, mulai dari detail bangunan hingga jejak-jejak lain terkait kawasan yang pernah menjadi pusat pemerintah Belanda itu di masa lalu.
Diakui UNESCO
Lebih jauh Hendrar optimis dengan persiapan matang yang kini dilakukan, bukan tidak mungkin harapan besar agar Kota Lama menjadi warisan cagar budaya dunia pada 2020 akan tercapai. Terlebih baru-baru ini pihak UNESCO telah datang ke Semarang.
Ia memaparkan, ada sejumlah tahapan yang harus dilengkapi agar kawasan wisata itu menjadi cagar budaya dunia. Mulai tahapan administrasi, perbaikan fisik serta perbaikan pelaku dan penghuni di kawasan Kota Lama.
"Nah, rombongan UNESCO kemarin memberi beberapa masukan. Prinsipnya menjaga Kota Lama menjadi kawasan heritage. Lalu kita buat Kota Lama hidup kayak dulu lagi. Artinya perbaikan fisik dan kontruksi harus berjalan beriringan untuk mengembalikan ruh kota lama, " paparnya.