Intip Kemeriahan Pawai Ogoh-Ogoh di Malioboro

Pawai Ogoh-ogoh di Malioboro, Yogyakarta.
Sumber :
  • VIVA/Daru Waskita (Yogyakarta)

VIVA – Wisatawan dan ribuan warga Yogyakarta antusias menyaksikan Pawai Seni dan Budaya yang berlangsung Sabtu petang, 10 Maret 2018, di Jalan Malioboro, Yogyakarta. Pawai yang digelar panitia Nyepi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tersebut, berlangsung meriah namun khidmat. 

Relokasi PKL di Teras Malioboro 2, Pemda DIY Siapkan Dua Bangunan Senilai Rp 69 Miliar

Pawai Seni dan Budaya ini digelar dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi 1940/2018 yang akan berlangsung tanggal 17 Maret 2018 mendatang. Sedikitnya 15 Ogoh-ogoh turut meramaikan pawai, sehingga pawai betul-betul menghibur ribuan orang yang berdiri berdesak-desakan untuk sekadar bisa menyaksikan jalannya pawai.

Pantauan VIVA, meski pawai dimulai pukul 15.00 WIB, namun sejak siang warga sudah menanti di sepanjang jalan yang bakal dilalui pawai. Satu jam sebelum pawai dimulai, jalan pusat Kota Yogyakarta langsung ditutup total. Penutupan Jalan Malioboro ini membuat warga dan wisatawan yang menyaksikan acara tersebut bisa leluasa.

Penjelasan Sultan HB X soal Relokasi PKL di Teras Malioboro 2

Parade Ogoh-ogoh di Bali

Selepas dari halaman Gedung DPRD DIY, pawai yang diikuti 25 kelompok pemuda lintas agama dan komunitas seni dengan dibantu Dinas Kebudayaan Sleman, Dinas Partiwisata Bantul, Kereta Jaganatha Asrahm Narayana Smrti serta Mahasiswa Hindu dari berbagai Universitas di Yogyakarta, langsung bergerak melintasi Jalan Malioboro.

Usai Ricuh, PKL Teras Malioboro 2 Tuntut Dilibatkan dalam Pembahasan Relokasi

Di jalan pusat Kota Yogyakarta pawai langsung disambut antusias warga yang berdiri berjajar di sepanjang jalan. Selama di perjalanan, Ogoh-ogoh dan peserta pawai menari mengikuti suara gamelan yang ditabuh oleh muda-mudi Hindu yang sedang menyelesaikan studi di Yogyakarta.  

Di panggung kehormatan yang ada di titik nol atau tepatnya di perempatan Kantor Pos Besar Yogyakarta, semua peserta pawai dan Ogoh-ogoh unjuk kebolehan dengan menari mengikuti suara gamelan. Suasana demikian ini, makin menambah pawai semakin seru dan meriah.

Setelah unjuk kebolehan, mereka langsung menuju Alun-alun Utara, Yogyakarta. Warga yang belum puas menyaksikan Ogoh-ogoh langsung menuju Alun-alun Utara untuk berfoto selfie di dekat Ogoh-ogoh. Begitu juga orang tua yang datang bersama anak dan cucunya menyempatkan diri foto di dekat Ogoh-ogoh. 

Festival Ogoh-Ogoh Jelang Perayaan Hindu di Indonesia

Memperkuat Kerukunan Agama

Menurut I Nyoman Santiawan, selaku koordinator Pawai Seni dan Budaya, pawai ini merupakan salah satu rangkaian upacara Nyepi yang akan dilakukan pada tanggal 17 Maret 2018 mendatang. 

''Usai Pawai Seni dan Budaya, Minggu 11 Maret 2018 kami lanjutkan dengan upacara Melasti atau labuhan di Pantai Parangkusumo, Bantul,'' katanya. 

Lebih lanjut I Nyoman Santiawan mengatakan, Pawai Seni dan Budaya mengambil tema 'Dengan Pawai Seni dan Budaya, Kita Mantapkan Kerukunan dan Persaudaraan Sejati'. 

''Melalui kegiatan ini, kami berharap Yogyakarta bisa semakin istimewa kerukunannya,'' imbuhnya.

Menurutnya, kegiatan ini melibatkan 25 kelompok yang berasal dari pemuda lintas agama dan komunitas seni, dengan didukung Dinas Kebudayaan Sleman, Dinas Pariwisata Bantul, Kereta Jaganatha Asrahm Narayana Smrti dan Mahasiswa Hindu dari berbagai Universitas di Yogyakarta, PMHD Banguntapan, Mahasiswa UKRIM serta pasraman anak-anak Padma Bhuana Saraswati, Kota Yogyakarta.

Melalui kegiatan ini diharapkan akan terbangun semangat persaudaraan sejati dan menjunjung tinggi toleransi antarkelompok masyarakat di Yogyakarta serta semakin memupuk kesadaran akan keberagaman baik suku, agama, ras maupun golongan, namun selalu dapat hidup rukun di Yogyakarta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya