Semarang Ubah Hutan Kota Jadi Pasar Digital yang Gaul
- VIVA/Dwi Royanto
VIVA – Kota Semarang, Jawa Tengah terus menggenjot potensi keindahan daerahnya untuk sektor pariwisata. Salah satunya dengan menyulap hutan kota menjadi pasar digital atau instagramable yang cukup gaul.
Wisata hutan kota itu bernama 'Pasar Semarangan Tinjomoyo'. Destinasi baru itu berada di wilayah Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik. Wisata digital hutan kota itu diinisiasi oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.Â
Hendrar menyebut, aset pemkot yang dulu terbengkalai itu masih terus digarap menjadi sebuah area pasar digital. Realisasinya kini terus digenjot dengan membangun infrastruktur pendukung.Â
"Jadi konsepnya Tinjomoyo ini akan menjadi sebuah pasar digital terbuka. Yakni sebuah pasar tradisional yang instagramable di alam terbuka, dengan sistem pembayaran non tunai," kata Hendi saat meninjau pembangunan Hutan Kota Tinjomoyo, Selasa, 6 Maret 2018.
Konsep pasar digital hutan kota ini, menurut Hendrar, akan menjadi representasi pembangunan Kota Semarang sebagai smart and sustainable city. Nantinya, beberapa agenda wisata juga telah terencana untuk diselenggarakan di Hutan Kota Tinjomoyo.
"Untuk peluncurannya kami agendakan pada tanggal 17 Maret, dan pembukaan Semarang Great Sale tanggal 7 April nanti juga akan diselenggarakan di sini," tutur Hendi.
Untuk tiga bulan pertama, pasar Semarangan akan dibuka setiap Sabtu dari pukul 15.00 WIB hingga 21.00 WIB. Di luar waktu itu, masyarakat juga dapat menggunakan area pasar Semarangan ini untuk santai-santai atau jogging.Â
Tinjomoyo sebelum tahun 2006 lebih dikenal masyarakat Kota Semarang sebagai kebun binatang. Namun, diakibatkan adanya banjir besar kali Garang, akses jembatan menuju Tinjomoyo terputus, hingga akhirnya kebun binatang itu dipindah di wilayah Mangkang.
Usai pemindahan kebun binatang itu, lahan seluas 57,5 hektare tersebut sempat terbengkalai. Hal tersebut terlihat dari kondisi infrastruktur di dalamnya yang tidak terawat dan tidak tersentuh oleh pemerintah.Â
Melalui revitalisasi aset pemkot menjadi wisata tersebut, Hendrar optimistis akan dapat berkontribusi mendorong laju pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang menjadi sekitar enam persen, dari yang semula di angka 5,69 persen pada 2016.
"Pertumbuhan ekonomi tentu saja komponennya banyak, tapi target saya, sektor pariwisata yang sebelumnya tidak tergarap, dapat lebih berkontribusi saat ini," katanya.