- VIVA.co.id/ Lis Yuliawati
VIVA – Sepuluh pria dan wanita muncul satu per satu dari balik panggung di Yuyupas, Alishan, Kabupaten Chiayi, Taiwan. Mereka lantas bergandengan dan mengangkat tangan ke atas. Sesaat kemudian, sepuluh orang itu melangkahkan kaki secara berbarengan. Mereka lalu menari seirama dengan musik.
Tarian itu menggambarkan ungkapan rasa syukur dan terima kasih suku Tsou, penduduk asli Taiwan bagian selatan tengah. "Itu (tarian) terima kasih kepada Tuhan," ujar Lu Shan Bao, pemandu wisata, saat menyaksikan tarian itu bersama VIVA dan sejumlah media lain dari Indonesia, Sabtu, 3 Maret 2018.
Para penari dari suku Tsou itu tampak cantik dan ganteng. Penari wanita memakai baju hitam dan putih dipadu rompi warna biru, dilengkapi semacam topi warna-warni. Sementara para pria memakai kaus warna hitam dipadu semacam baju lengan panjang warna merah.
Legendanya, menurut Lu yang mengutip keterangan pemandu dari Yuyupas, dahulu kala ada 16 orang asli Taiwan mendarat di pulau. Namun, mereka kemudian tinggal di pulau lantaran ada ikan yang menutup jalan pulang.
Lalu, Tuhan mengirim burung datang. Tuhan mengirim api melalui mulut burung kepada manusia di pulau itu. Sesudah itu, burung tersebut berganti wujud menjadi perempuan Alishan. Ekor burung yang cantik berubah menjadi kaki wanita itu.
Warna burung itu lantas menjadi warna khas kain dari suku Tsao yaitu merah, biru, hitam. Tiga warna khas itu tergambar dalam warna pakaian mereka.
Suku Tsao yang merupakan salah satu suku asli di Taiwan, hidup dari bertani dan berburu. Mereka juga menanam teh. Hamparan kebun teh tampak menghijau di Yuyupas, sebuah taman yang menampilkan budaya asli tentang suku Tsao itu. Nama Yuyupas berarti kaya dan aman.
Beberapa warga suku Tsao berhasil menjadi orang terkenal. Di antaranya penyanyi dan aktris Taiwan Tang Lanhua.
Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Yuyupas mereka bisa naik bus dari Kota Chiayi menuju lokasi itu. Untuk harga tiket masuk beserta menyaksikan pertunjukkan tari, pengunjung dikenakan
biaya NT$300 atau sekitar Rp141 ribu (NT$1 yaitu Rp469).
Harga tersebut tak termasuk makanan. Jika pengunjung ingin makan di tempat itu ada sebuah restoran di sana. Satu pengunjung dikenakan tarif sekitar NT$500 untuk menikmati paket makanan di sana.
Bagi pengunjung muslim tersedia makanan halal di Yuyupas. Namun, harus memesan lebih dulu. Sebab, menu tersebut dibuat khusus dan tersendiri, tidak bersama makanan lainnya.
Sebelum makan, beberapa orang dari suku Tsou mengadakan ritual singkat untuk menyambut para tamu kehormatan. Para tamu berjejer lebih dulu di depan sebuah rumah. Satu pria dan dua wanita menyambut. Sang pria lantas membacakan semacam doa. Sementara dua wanita membawa tampah berisi kalung-kalung dengan bandul dari tanah liat bergambar wajah suku Tsao dan di bagian belakang bertuliskan Yuyupas. (ren)