Menginap Mewah di Atas Crane, Berani Jajal?
- http://faralda.com
VIVA – Seiring berkembangnya zaman, masyarakat kini tidak hanya menjadikan hotel sebagai tempat perisitirahatan saja, melainkan juga sebagai lokasi atau tempat yang menawarkan berbagai pengalaman dan tantangan menarik lainnya.
Tidak heran jika kini banyak hotel-hotel yang melakukan serangkaian inovasi untuk menarik para tamunya. Salah satunya adalah Crane Hotel Faralda. Sebuah hotel yang terletak di tepi suntai IJ atau persis di seberang pusat kota Amsterdam ini dinobatkan sebagai tempat yang paling gila dan inspiratif untuk ditinggali.
Dilansir dari laman Nine, butuh waktu empat tahun untuk membuat derek tua menjadi hunian yang menarik. Setiap malam para tamu disuguhi pemandangan baru, karena mesin yang direncanakan kembali terus berputar perlahan dengan angin. Anda pun harus menaiki tangga sebelum naik lift ke tingkat atas.
Meski begitu, Anda tidak perlu mengkhawatirkam fasilitas di dalamnya. Sebab di dek atas, para tamu akan menemukan kolam renang hangat di hotel. Disusul dengan suite di bawahnya dan lounge dengan pemandangan kota Amsterdam di lantai pertama.
Kamar-kamar mesin tua di badan derek telah diubah menjadi kamar tidur mewah yang setara dengan kamar hotel bintang 5.
Hanya ada tiga suite yang tersedia di Crane Hotel, yakni Free Spirit, Secret, dan Mystique. Ruang Free Spirit adalah suite luas yang didekorasi dengan warna netral dan lembut, dan perabotan yang terinspirasi oleh alam.
Sedangkan tipe Mystique, memiliki dekorasi era 70'an, dengan dinding hitam yang dramatis, linen yang dilapisi bulu dan kursi gantung. Sementara Secret Suite dihiasi kota-kota permata dan pernak-pernik yang terinspirasi Marrakesh.
Untuk bisa menikmati sensasi hotel yang berlokasi di kawasan industri ini, Anda harus merogoh kocek mulai dari US$501 atau setara dengan Rp6,8 juta per malam.
Inflasi Turun Imbas Pertumbuhan Kredit Lesu, Masyarakat Sudah Tak Tertarik Ngutang Karena Ini
Phintraco Sekuritas ungkap fakta mengejutkan masyarakat Indonesia mulai mengurangi kebiasaan berhutang. Hal tersebut dibuktikan rendahnya pertumbuhan kredit karena ini
