5 Gaya Pacaran Gen Z, Salah Satunya Terbuka dengan Seks
- Pixabay
VIVA Lifestyle – Banyak ahli yang bilang, anak Gen Z cenderung generasi yang susah untuk fokus. Tetapi, gaya pacarannya juga jauh lebih berani dari Gen Y alias milenial. Sebelum berbicara lebih jauh soal gaya pacaran Gen Z, Viva perjelas dulu soal Generation Cohort atau Kohor generasi. Berikut pembagian Kohor generasinya.
- Baby boomer. Lahir antara 1944-1964. Saat ini berusia antara 59 - 79 tahun.
- Gen X. Lahir antara 1965-1979. Saat ini berusia antara 43 - 58 tahun.
- Gen Y (Milenial). Lahir antara 1980 - 1994. Saat ini berusia antara 28 - 42 tahun.
- Gen Z. Lahir antara 1995 - 2015. Saat ini berusia antara 7 - 27 tahun.
Lalu, bagaimana sih Gaya Pacaran Anak Gen Z Masa Kini?
Namanya juga anak muda. Pacaran jadi bumbu kehidupan yang bikin masa remaja di setiap manusia terasa lebih indah dan berwarna.
Banyak ahli psikologi berpendapat bahwa pacaran adalah proses perkenalan sebelum melangkah ke jenjang serius. Namun, makna pacaran yang sesungguhnya mulai bergeser di kalangan Gen Z. Kalau menurut para ahli sih, hal ini perlu diwaspadai karena cukup 'berbahaya'. Jadi, seperti apa sih gaya pacaran Gen Z di era modern ini?
Ketimbang berlama-lama, Simak Ulasan Viva kali ini mengenai gaya pacaran Gen Z yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Cenderung Susah Diajak Serius atau Berkomitmen
Gen Z punya rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini tidak terlepas dari pesatnya perkembangan teknologi dan kemudahan mendapatkan bantuan Mbah Google. Semua bisa ditemukan lewat internet, termasuk menemukan gebetan dan pacar baru.
Sayangnya, kebiasaan tersebut bikin Gen Z gampang bosan dan berpaling ke lain hati. Mereka sulit membina hubungan serius yang membutuhkan komitmen di dalamnya. Tiga bulan jadi usia pacaran rata-rata Gen Z masa kini. Tidak perlu galau lama-lama, karena selalu ada gebetan baru yang bisa dikejar.
2. Terbiasa dengan Kencan Online
Hari ini Aplikasi kencan online udah banyak. Tinder, OKCupid, Coffee Meets Bagel, Bumble, Tantan, Dating, Paktor, Setipe, Badoo, dan masih banyak lagi. Rata-rata Gen Z seenggaknya pasti punya 3 aplikasi kencan online di smartphone masing-masing. Sehingga, jadian berkat aplikasi kencan online udah bukan hal tabu lagi di kalangan Gen Z.
Sayangnya, fungsi online dating apps nggak dipakai buat cari pacar. Namun juga sarana untuk mencari 'selingan' alias selingkuhan saat dilanda kebosanan.
3. Ekspresif di Media Sosial
Gen Z jauh lebih ekspresif dan terbuka di media sosial. Gak cuma update foto bareng pacar di feed dan story Instagram, Gen Z juga suka PDA (Public Display Affection) di Tik Tok.
Bahasa simpelnya sih, gaya pacarannya udah kebarat-baratan banget. Saat lagi sayang-sayangnya, Gen Z tidak segan mengungkapkan perasaannya kepada sang pacar lewat medsos. bahkan menjadikan ini sebagai konten pamer biar tetap eksis dan dapet banyak likes di Instagram.
Seperti bela-belain bikin surprise heboh untuk pacar yang sedang birthday, pamer candle light dinner di restoran mahal saat anniversary, sampai dengan semesra mungkin biar dapet pujian 'relationship goals' dari orang-orang.
Gen Z juga peduli banget soal penampilan. Mulai dari OOTD sampai bau badan, semua diperhatikan dengan baik. Salah satu yang sering dikantongin adalah Axe Parfum Saku Black yang praktis diselipin di kantong.
Wanginya mewah, berkelas, dan bikin lo selalu siap ketemu siapa aja tanpa ngeri bau badan! Namun, aktifnya Gen Z di medsos juga jadi pedan bermata dua. Karena Gen Z tidak segan memonitor semua akun medsos milik pacarnya. Alias: gaya pacaran posesif!
4. Lebih Terbuka Soal Seks
Beda dari Boomers, Gen X, dan Gen Y yang masih jaim dan menganggap seks sebagai topik tabu, Gen Z justru sebaliknya. Mereka aktif mencari informasi atau mengedukasi diri sendiri tentang pengetahuan seks lewat Google.
Mereka juga menganggap seks hal yang penting untuk dibahas. Hal ini juga disebut ikut mempengaruhi gaya pacaran Gen Z masa kini.
5. Selektif Memilih Pacar
Lho, kok? Bukannya di poin pertama Ax bilangnya Gen Z gampang bosan dan susah diajak komitmen? Eits, jangan buru-buru protes dulu. Terpapar teknologi dan informasi sejak dini bikin Gen Z melek banget soal isu sosial. Tanpa sadar, mereka jadi menyeleksi calon gebetan atau pacarnya berdasarkan pilihan politik atau ideologi masing-masing.
Faktor yang dijadiin bahan pertimbangan bukan penampilan muka cakep atau tajir doang. Namun sudah merembet pada isi kepala alias intelektual. Pilihan politiknya sama, nggak? Orangnya bisa diajak ngobrol panjang lebar soal sosial, nggak? Update tentang masalah terkini dunia, nggak?
Otomatis, gaya pacaran Gen Z cenderung diisi dengan percakapan tentang banyak hal. Kompleksitas inilah yang akhirnya bikin Gen Z dicap sering pacaran untuk 'lucu-lucuan' atau kesulitan menyelesaikan sendiri.
Soal hal ini, Gen Z dinilai lebih realistis dibandingkan milennial yang idealis. Generasi muda ini tidak percaya kalau 'isi kepala' lah yang bertahan selamanya. Muka cakep bakalan kabur, namun menemukan pasangan yang diajak ngobrol ngobrol ngalor ngidul saat badan udah nggak kuat ke mana-mana lagi saat nanti jauh lebih penting!