Belum Cukup Umur, Ayu Dewi Larang Anak Main Gadget
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA – Gadget menjadi teknologi yang kini tidak bisa dijauhkan dari kehidupan manusia di zaman modern. Bahkan semakin banyak manusia ketergantungan menggunakan gadget. Di manapun berada, apapun aktivitasnya, teknologi canggih ini harus selalu ada.
Tak hanya itu, anak-anak bahkan kini sudah banyak yang mengalami kecanduan gadget. Mengenai hal ini, presenter Ayu Dewi punya cara tersendiri, bagaimana mengatur penggunaan gadget untuk dua buah hatinya.
Terutama untuk anak pertamanya, Aqilah Dewi Humairah yang baru berusia empat tahun. Presenter cantik tersebut mengaku akan menjauhi gadget dari jangkauan sang anak hingga nanti usianya sudah cukup mengenal sisi baik dan buruk. Namun, kata Ayu, sebagai gantinya, si kecil lebih banyak diberikan permainan ringan yang bisa membangkitkan pola pikir dan daya kreativitasnya.
"Kita lebih bikinin soal, kayak misalnya lagi makan kita bikinin soal, puzzle, jadi dia kalau lagi makan lebih ke ngerjain soal," ucapnya saat ditemui di kawasan Kapten Tendean, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Alasan Ayu untuk lebih mengenalkan permainan-permainan ringan yang mengasah perkembangan otak kepada sang anak daripada gadget adalah agar Aqila dapat memiliki pondasi yang baik dalam pola pikir.
"Jadi maksudnya mengenalkan pondasi itu saat dia nanti kenal sosial media, dia sudah bisa milih mana yang baik mana yang enggak," tambahnya.
Selain belum mengenalkan gadget, perempuan kelahiran tahun 1984 itu juga selalu menanamkan pendidikan agama dan kedisiplinan kepada buah hatinya tersebut. Hal ini dilakukannya agar sang anak kelak tidak mudah tergoda dengan hal-hal yang tidak baik.
"Iya lah, harus itu (mendidik agama). Menjaga anak-anak dari godaan syaiton. Apalagi sekarang kan sosial media gampang banget diakses, jadi kalau anak pondasinya enggak kuat dia gampang terbuai atau tergoda sama banyaknya yang ada di sosmed," ucap ibu beranak dua itu.
Ayu Dewi ternyata memiliki cara tersendiri dalam mendidik kedisiplinan kepada anak. Perempuan kelahiran Jakarta itu menceritakan bahwa ia lebih memilih anak datang terlambat ke sekolah daripada tidak berpamitan saat akan meninggalkan rumah.
"Sangat mendidik kedisiplinan, dia hari ini baru berangkat sekolah jam setengah 8, karena ngambek dari setengah 6. Dia nangis karena enggak mau pamit. Langsung lah aku 'di sini aturannya kalau mau keluar harus salim dan salam', dia enggak mau," cerita Ayu.