Anak Korban Bullying Lebih Rentan Bunuh Diri
- Pixabay/ wokandapix
VIVA –Anak-anak yang menghadapi perundungan atau bullying berisiko tinggi mengembangkan masalah kesehatan mental, termasuk pikiran untuk bunuh diri dan perilaku kecemasan di tahun-tahun remajanya.
Sebuah temuan menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami perundungan oleh kawannya, dua kali lebih mungkin mengalami depresi atau mood rendah pada usia 15 tahun, dan tiga kali lebih mungkin mengalami gangguan kegelisahan.
Kelompok anak-anak ini juga 3,5 kali lebih mungkin untuk mengalami pemikiran bunuh diri yang serius atau mencoba bunuh diri.
"Temuan kami menunjukkan kecenderungan umum, sekitar 15 persen anak-anak, menjadi korban bullying paling parah dari awal pendidikan sampai masa transisi sekolah menengah atas," kata Marie-Claude Geoffroy, dari McGill Universitas di Kanada.
Dia melanjutkan, anak-anak tersebut berisiko lebih besar untuk mengalami gejala depresi, kecemasan dan bunuh diri dibanding anak yang tidak menjadi korban bullying.
Untuk penelitian yang dirinci dalam jurnal CMAJ (Canadian Medical Association Journal), tim tersebut mengamati 1.363 anak yang diikuti hingga usia 15 tahun.
Sekitar 59 persen peserta telah mengalami beberapa bullying oleh teman mereka pada tahun-tahun pertama sekolah dasar, meskipun umumnya menurun seiring bertambahnya usia anak-anak.
"Meskipun bullying mulai menurun pada akhir masa kanak-kanak, individu-individu di kelompok yang parah masih terpapar bullying pada awal masa remaja," Geoffroy mencatat.
Optimalisasi rekan sejawat dapat berkontribusi pada pengembangan masalah kesehatan mental pada masa remaja, oleh karena itu, penting untuk mencegah anak menjadi korban di awal usia.