Mengharukan, Ibu Rela Matanya Diangkat Demi Lahirkan Anak
VIVA – Kasih ibu ibarat surya yang tak mengharap balas jasa. Mulianya hati seorang ibu, membuatnya mampu berkorban apa pun demi kebaikan buah hatinya.
Ini yang dilakukan Jessica Boesmiller, seorang ibu berusia 38 tahun di Amerika Serikat. Dia tengah hamil 34 minggu ketika mata kanannya diangkat. Ia didiagnosis menderita melanoma mata, kanker mata langka yang berpotensi menyebar hingga ke plasenta, dan berisiko menginfeksi bayi dalam kandungannya.
Seperti dilansir dari laman People di North Carolina, Jessica awalnya mengira penglihatannya buram karena komplikasi kehamilan, seperti preeklampsia. Tapi begitu periksa ke dokter, hasil diagnosisnya yang dinyatakan pada 7 November 2017, sungguh mengejutkan. Apalagi janin dalam perutnya adalah bayi kembar.
"Itu sangat mengerikan," kata Jessica yang ditemani suami, Mark Boesmiller. "Saya tidak pernah berpikir ini akan pernah terjadi pada saya. Tidak percaya ini bisa terjadi."
Yang paling membuat takut Jessica waktu itu adalah kemungkinan bahwa bayinya yang belum lahir dapat terkena penyakitnya. Setelah berdiskusi dengan dokter, Jessica memutuskan untuk melepaskan matanya agar tidak menyebar mencelakai anak-anaknya. Dia memilih untuk tidak mendapatkan terapi radiasi karena akan terlalu berisiko pada kehamilannya.
Setelah mata kana Jessica diangkat, pada 21 November 2017, ia menerima kelahiran sepasang bayi kembar. Melalui tes plasenta, satu minggu setelah kelahiran, si kembar dinyatakan sehat. Namun, kondisi kesehatan Jessica masih diperiksa untuk tindak lanjut. Dokter tengah melakukan pemetaan MRI dan CAT untuk melihat apakah sel kanker telah menyebar ke organ lain.
Jadi Bahagia
Alih-alih mengeluh sedih karena kehilangan mata kanannya, Jessica justru mengungkapkan kebahagiaannya. "Tidak ada yang lebih baik daripada memiliki bayi yang sehat," katanya. "Semua pengorbanan ini layak saya lakukan."
Untuk menutupi cacat pada mata kanannya, Jessica mengenakan kaca mata yang gelap di salah satu sisi. Orang-orang rumah menyebutnya dengan penuh cinta, 'Ibu Bajak Laut'. Â
Ketika berbagi cerita, Jessica mengatakan bahwa dia berterima kasih pada support system yang luar biasa menemani, termasuk keluarga, sahabat, ribuan orang asing yang telah berdoa untuknya, yang memberikan kenyamanan tanpa henti dan membantu menjaga semangatnya tetap tinggi. Hal itu membantunya menemukan humor, yang sangat ia butuhkan.
"Kami sudah banyak berdoa dan kami perlu fokus pada kebutuhan si kembar saat ini," kata Jessica. "Kita tidak bisa mengubah apapun dengan hanya merasa khawatir, kita perlu fokus pada berkah yang kita miliki, dan kita memiliki begitu banyak berkah itu."
"Kami berdoa untuk kesabaran dan kekuatan yang hanya Tuhanlah yang dapat memberikannya pada kita," tutur Jessica. (ren)