10 Destinasi Wisata yang Rentan Kekerasan Anak
VIVA – Peningkatan wisatawan ke Indonesia ternyata ternyata tak hanya berdampak baik melainkan menimbulkan dampak negatif. Salah satunya munculnya area-area prostitusi yang melibatkan anak-anak.
Berdasarkan laporan berbagai media asing, Indonesia merupakan salah satu tujuan para pelaku kekerasan seksual dan eksploitasi anak yang berkedok wisatawan.
Koordinator ECPAT (END Child Prostitution, Child Pornography & Trafficking Of Children For Sexual Purposes) Indonesia, Ahmad Sofian menyebutkan bahwa berdasarkan penelitian Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan ECPAT sepanjang 2016- 2017 praktik tersebut benar terjadi di sejumlah destinasi wisata dan memanfaatkan fasilitas pariwisata.
Dilansir dari data ECPAT, lokasi wisata seperti Pulau Seribu, Karang Asem, Garut, Bukittinggi, Toba Samosir dan Teluk Dalam positif terjadi praktik kekerasan dan tindakan asusila terhadap anak.
"Pada 2015 ECPAT melakukan penelitian di tiga lokasi yaitu Lombok, Kafemenahu dan Jakarta Barat, ketiganya ditemukan kasus-kasus kekerasan dan eksploitasi seksual anak oleh wisatawan," ungkapnya saat Konferensi Pers Catatan Akhir Tahun ECPAT Indonesia di Bakoel Kofie Jakarta, Kamis, 28 Desember 2018.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa hanya ada satu daerah yakni Gunung Kidul yang memiliki penilaian cukup baik karena telah memiliki langkah pencegahan dalam mengatasi problematika ini.
"Gunung Kidul punya pusat rehabilitasi, organisasi masyarakat yang responsif dan pemerintah daerah yang concern untuk melakukan pencegahan," jelasnya.
Sementara itu ada empat daerah yang angka eksploitasinya termasuk tinggi sehingga diberikan 'tanda merah'.
"Jakarta Barat, Garut, Lombok dan Teluk Dalam. Keempat daerah tersebut umumnya memiliki kasus kekerasan dan prostitusi anak. Khusus Jakarta Barat bentuk kekerasan dan ekspoitasinya berupa perdagangan seks anak, pornografi anak online dan pelacuran anak," ujarnya.
Lalu untuk Garut, Lombok, dan Teluk Dalam bentuk kekerasan berupa pelacuran anak, perdagangan seks anak, hingga perkawinan anak.