Stres Saat Hamil, Waspada Lahirkan Bayi Berkerut
- Pixabay/Pexels
VIVA – Bagaimana kualitas hubungan pasangan suami istri, ternyata juga memengaruhi tumbuh kembang janin dalam kandungan. Menurut, dr Ferdhy Suryadi Suwandinata, SpOG dari RS Siloam Kebon Jeruk, ibu hamil yang memiliki relasi kurang baik dengan pasangan akan meningkatkan produksi hormon kortisol saat stres.
"Stres itu meningkatkan kortisol, jadi kortisol yang tinggi itu bisa memengaruhi perkembangan otak itu sendiri. Itu akan memicu ketuban pecah, karena adanya stres yang tinggi, rahim tidak relaks, dan ketuban pecah itu salah satu tanda bayi menjadi tidak nyaman," kata Ferdhy, Rabu 12 Desember 2017.
Ferdhy juga memaparkan, stres yang dialami ibu hamil, juga berkontribusi terhadap adanya kelainan proses pembentukan otak janin yang dapat memicu masalah perilaku pada kelanjutan pertumbuhan bayi.
"Stres dan asupan nutrisi akan memengaruhi otak dari bayi yang dikandung, dan ini memengaruhi kemampuan kognitif dan berpikirnya," kata dia.
Di samping itu, lanjut Ferdhy, hubungan tidak baik yang menimbulkan stres pada ibu, juga bisa berdampak pada perkembangan fisik dari janin yang dikandung. Menurutnya, ibu hamil yang mengalami stres berlebihan, seringkali dikaitkan dengan kelahiran bayi prematur.
"Jadi, berat lahirnya rendah, pertumbuhannya lambat itu salah satu manifestasi, lahirnya menjadi kerut, itu karena stresnya tinggi," kata dia.
Untuk itu, Ferdhy menyarankan, pentingnya merencanakan kehamilan dengan pasangan. Dengan demikian, mulai dari asupan nutrisi dan mengelola stres bisa lebih terkontrol.