Stres Picu Anak Lakukan Kekerasan?
- pixabay/Kadie
VIVA – Banyak yang mengatakan bahwa pendidikan orangtua, sangat berpengaruh terhadap sifat dan temperamen anak sehingga pendidikan yang salah bisa menyebabkan anak meniru perilaku kekerasan.
Sementara itu, tidak sedikit juga kasus kekerasan pada perempuan yang dilakukan oleh pasangan yang memiliki emosi yang gampang meledak.
Meski demikian, sifat tersebut disinyalir dipicu oleh didikan atau ruang lingkup keluarga dari anak laki-laki tersebut. Terlebih, beberapa sikap tertentu yang ada di keluarga, membuat anak malah bersikap temperamen.
"Memaksa anak untuk konsumsi makanannya, bisa berdampak pada psikososialnya. Tubuh anak akan merilis hormon kortisol yang membuatnya mengalami stres," ujar Roslina Verauli, Psikolog Anak dan Keluarga, kepada VIVA ditemui di kawasan Kebayoran, Jakarta, Selasa 28 November 2017.
Dengan hadirnya paksaan pada saat momen memberi makan, membuat anak merasa tertekan. Tidak sedikit yang akhirnya memicu stres dan digambarkan melalui emosi yang meluap-luap.
"Anak itu masih sangat rendah kemampuan kelola stresnya. Saat anak stres atau tertekan, bentuk sikap yang dikeluarkannya menjadi emosi negatif yaitu emosi yang meluap," ujarnya.
Bila dibiarkan dalam waktu berbulan-bulan, bisa memicu depresi berkepanjangan. Tidak jarang juga, sikapnya ini bisa terbawa hingga dewasa kelak. Maka, Roslina menegaskan agar orangtua tau cara meredakan stres pada anak.
"Tentunya dari makanan yang bergizi dan disukai anak, sehingga tidak perlu ada pemaksaan saat makan. Tidur cukup selama 8-9 jam dan terakhir ajak anak berolahraga."