Banyak Anak NTT Jadi Korban Jual Beli Manusia
- VIVA.co.id/ Bimo Aria
VIVA – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise, mengimbau masyarakat khususnya para orang tua agar tidak mudah tergiur dengan tawaran bekerja di luar negeri.
Dari temuannya di beberapa negara di Asia, ternyata banyak anak, khususnya yang berasal dari Nusa Tenggara Timur yang menjadi korban human trafficking atau jual beli manusia. Dalam banyak kasus, anak-anak ini dieksploitasi dan dijadikan pekerja seksual.
"Saya sudah buktikan pada saat di beberapa negara khususnya Asia dan Malaysia banyak anak dari NTT yang ada di sana, mereka menyesal karena meninggalkan kampung halaman mereka," ungkap Menteri Yohana saat mengunjungi Labuan Bajo, NTT, Rabu, 22Â November 2017
"Banyak yang diiming-imingi akhirnya tidak tercapai sesuai dengan cita-cita yan mereka inginkan, akhirnya menjadi korban di negara lain."
Di samping itu, Yohana menyebut, korban penjualan manusia tertinggi berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan juga Nusa Tenggara Barat (NTB). Saat ini, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan sosialisasi guna mencegah dan mengurangi praktik jual beli manusia.
"Kami berkoordinasi dengan gubernur termasuk dengan bupati, ketua gugus tugas agar bisa mencegah perdagangan orang. Karena itu sistemnya sudah dibangun, selama ini kami banyak membuat acara-acara termasuk BERLIAN (Bersama Lindungi Anak)," kata dia.
"Akhirnya saya menyerukan seluruh warga masyarakat NTT, khususnya di Labuan Bajo, agar waspada dari tawaran untuk mengajak ke luar negeri untuk bekerja, karena tawaran itu tidak terealisasi."