Biskuit Khusus, 'Senjata' Kemenkes Perbaiki Gizi Anak
- Viva.co.id/Diza Liane
VIVA – Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.
Mengenai masalah ini, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Prof Dr dr Nila F Moeloek menargetkan penurunan angka kejadian stunting di Indonesia. Meski tren saat ini telah terjadi penurunan, namun ia menargetkan angka ini bisa turun hingga di bawah 20 persen.
"Di tahun 2013, datanya dari 37,2 persen anak stunting, artinya empat dari 10 anak stunting. Targetnya ke depan harus di bawah 20 persen angka stunting, sekarang juga sudah mulai membaik yakni 27 persen" ucap Nila saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Senin 13 November 2017.
Saat ini, lanjut dia, ada beberapa program yang dilakukan untuk mengintervensi perbaikan gizi untuk anak. Salah satunya ialah pemberian biskuit khusus, yang disebut, kaya asam amino, vitamin A dan juga zinc.
"Kita berikan intervensi dengan pemberian biskuit yang mengandung vitamin A, zinc dan asam amino. Di samping itu, ibu di rumah tangga harus memberikan makanan yang tepat, dengan karbohidrat, serat, protein," jelas Nila.
Meski demikian, menurut Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat dr Anung Sugihantono MKes, pemberian biskuit tersebut bukanlah hal yang utama dalam menurunkan angka stunting. Menurutnya, yang terpenting ialah anak mendapatkan porsi makanan dengan gizi yang seimbang.
"Untuk masalah stunting yang membantu menuntaskan bukan hanya pemerintah, tapi juga masyarakat luas," kata Anung.
Lebih jauh, Nila sendiri mengatakan bahwa stunting tidak hanya memengaruhi perkembangan anak secara fisik, melainkan juga secara kognitif dan juga mental. Sebab itu, hal ini menjadi salah satu fokus utama dari kementeriannya.