Konsumsi Red Wine Diklaim Bikin Wanita Cepat Hamil
- Pixabay/congerdesign
VIVA – Sebuah studi di Amerika Serikat mengklaim konsumsi red wine atau arak anggur merah yang ringan, yakni tidak lebih dari lima gelas sebulan, bisa meningkatkan peluang bagi wanita yang meminumnya untuk hamil.
Dilansir dari laman Daily Mail, Senin, 30 Oktober 2017, studi itu menemukan adanya kaitan antara mengonsumsi wine merah dengan indung telur yang sehat, yang bisa memproduksi lebih banyak sel telur.
Namun, white wine atau arak anggur putih, bir, minuman lain atau konsumsi lebih dari lima gelas anggur merah dalam sebulan, tidak akan memberikan efek yang sama.
Para dokter juga memperingatkan bahwa alkohol harus dihindari jika Anda mencoba untuk memiliki anak, untuk mencegah terjadinya gangguan perkembangan dalam pembuahan.
Sejumlah studi dari Washington University School of Medicine di Amerika Serikat meneliti efek alkohol pada kesuburan. Mereka melibatkan sebanyak 135 wanita peserta studi berusia 18-44 tahun dan mengukur cadangan ovarium mereka.
Itu merupakan kapasitas ovarium untuk membuat sel telur yang sehat, yang diukur dengan menghitung folikel antral yang memproduksinya.
Jumlah folikel antral merupakan standar dalam pengukuran kesuburan wanita. Angka umum bagi wanita di usia 30-an tahun adalah sekitar 12 atau 13, tapi jumlah ini menurun seiring waktu.
Wanita yang meminum anggur merah dalam jumlah yang ringan, diketahui memiliki cadangan ovarium tertinggi.
"Pengaruh faktor gaya hidup yang meliputi pola makan dan asupan alkohol pada cadangan ovarium bertentangan. Tujuan studi ini adalah untuk menentukan apakah alkohol berkaitan dengan cadangan ovarium yang ditentukan oleh jumlah folikel antral,” ujar ketua studi, Dr Ashley Eskew.
Meski masih belum menemukan secara pasti mengenai bagaimana anggur merah meningkatkan kesehatan ovarium, tapi dikatakan jika ini kemungkinan karena minuman tersebut mengandung senyawa antiperadangan resveratol.
Hasil studi ini akan dipresentasikan di American Society for Reproductive Medicine di San Antonio, Texas. Namun, para ahli lainnya memperingatkan bahwa studi lebih luas diperlukan sebelum kesimpulan apa pun dibuat. (ren)
