Kebiasaan Jajan Bikin Anak Lebih Berisiko Alami Malnutrisi
- Pixabay/Public domain pictures
VIVA – Masalah gizi yang paling banyak dihadapi anak-anak Indonesia adalah malnutrisi yang menyebabkan masalah kesehatan.
Sekretaris Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor, Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS mengatakan, konsumsi sayur dan buah yang rendah, membuat banyak anak kurang asupan vitamin dan mineral. Masalah kurangnya asupan vitamin dan mineral ini kian parah dengan kebiasaan buruk anak-anak sekolah yang tidak pernah sarapan, atau sarapan namun tidak lengkap gizinya.
"Empat puluh persen anak sekolah tidak sarapan dan orangtua akhirnya memberi uang jajan. Sementara 44 persen anak sekolah sarapan, tapi dengan kualitas yang kurang baik," kata Anna saat ditemui di Jakarta, baru-baru ini.
Umumnya, sarapan yang diberikan kepada anak-anak hanya berupa nasi yang merupakan karbohidrat dengan mi atau bihun yang sama-sama karbohidrat. Sehingga menu yang diberikan kurang lengkap, karena tidak ada sayur dan protein.
Anna menambahkan, gizi anak-anak juga dipengaruhi oleh lingkungan sekolah yang tidak sehat dan higienis. Masih sedikit sekolah yang memiliki kantin sendiri. Sebagian besar sekolah bahkan hanya memiliki penjual-penjual makanan dan minuman lepas yang bebas menjual apa saja.
"Anak sekolah ini sudah bisa memilih makanan sendiri. Dia bebas mau jajan apa saja," ujar Anna.
Padahal, makanan yang tidak bergizi ini bisa berdampak pada kesehatan anak. Akibatnya, mereka cepat merasa lelah. Baru sebentar belajar sudah tidak bisa berkonsentrasi lagi. Selain itu, mereka juga menjadi rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa, produktivitasnya akan menurun. (mus)