Ketahui Kondisi Diperlukannya Donor ASI
- Pixabay
VIVA.co.id – Air susu ibu, atau ASI merupakan makanan terbaik untuk dikonsumsi bayi sejak lahir. Kandungannya yang sangat lengkap, membuat ASI menjadi kebutuhan pokok bayi.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDI), spesialis anak, Dr. Elizabeth Yohmi SpA., mengatakan, ASI terbaik adalah ASI dari ibu ke anaknya sendiri. Karena, tubuh ibu memproduksi ASI dengan komposisi menyesuaikan kondisi bayinya, apakah lahir matur, atau prematur.
Sayangnya, tidak semua wanita memiliki produksi ASI yang melimpah. Tidak sedikit perempuan yang merasa kekurangan ASI, dan kebingungan untuk memberi makanan pokok tersebut pada bayinya.
Hal tersebut, memicu timbulnya kebutuhan akan donor ASI. Namun, belum banyak orang yang memahami aturan pakai, serta indikasi terhadap donor ASI ini.
"Indikasi (dibutuhkan) donor ASI, salah satunya, jika bayi lahir prematur dan ibu belum siap memproduksi ASI," kata Yohmi dalam diskusi bertema “Aturan Main Donor ASI”, di kawasan Cikini, Jakarta, Jumat 13 Oktober 2017.
Yohmi melanjutkan, kondisi ibu yang belum siap memproduksi ASI, jika disertai dengan kondisi bayi yang mengalami penyerapan susu formula di ususnya, turut menjadi indikasi utama dalam pemberian donor ASI. Terlebih, tidak sedikit bayi yang lahir prematur, belum diperbolehkan mengonsumsi susu sapi (formula) karena kondisi ususnya yang belum sempurna.
"Bayi yang memiliki sindroma kelainan penyerapan usus, yang tidak dapat diberikan susu formula. Bayi dengan alergi protein susu sapi yang berat tetap harus diberikan ASI sebagai satu-satunya makanan. Kalau dipaksa dikasih susu sapi, akan terjadi peradangan usus, lalu ususnya harus dipotong, dan malah berakhir dengan kematian," ucapnya.
Penurunan angka kematian dan kesakitan, papar Yohmi, menjadi alasan donor ASI mesti diterapkan. Namun, pemberian donor ASI ini masih belum dilakukan secara bebas.
"Di RSCM, kami lihat kondisi pasiennya dulu. Kalau kondisi tidak memungkinkan, dokter akan carikan donor ASI, tentu pada pendonor yang sudah melewati screening kesehatan. Jadi, saat ini hanya untuk konsumsi di rumah sakit saja dengan indikasi yang tadi saya sebutkan," ucapnya. (asp)