Efek Buruk Metode BLW untuk Bayi
- Pixabay/ avitalchn
VIVA.co.id – Banyak orang tua kini mulai menerapkan metode Baby Led Weaning (BLW) saat bayi mereka mulai mengonsumsi makanan padat. Tapi, menurut dokter anak Dr. dr. Conny Tanjung, SpA(K), metode ini tidak bisa diterapkan karena tidak bisa penuhi kebutuhan gizi secara lengkap.
"Menurut penelitian meta analisis, BLW tidak bisa memenuhi gizi secara lengkap. Kemudian ada risiko bayi bisa tersedak, karena keterampilan untuk menggigit belum terbentuk," ujar Conny kepada VIVA.co.id.
Dalam BLW, biasanya ibu akan menaruh potongan makanan di meja dan anak mengambil dan memilih sendiri makanannya. Tapi, perlu diingat bahwa bayi tidak bisa memilih mana yang dibutuhkannya.
BLW juga disebut bisa mengajarkan anak mengenai tekstur dan mengenalkan preferensi makanan pada anak. Menurut Conny, bayi bahkan sudah mengenal preferensi makanan sejak dalam kandungan melalui apa yang dikonsumsi ibunya.
Apa yang dimakan ibu saat hamil juga akan dirasakan anak melalui air ketuban. Begitu pula ketika bayi lahir dan mengonsumi ASI, apa yang dikonsumsi ibu juga akan dirasakan anak melalui ASI yang diminumnya.
"Kalau ingin mengenalkan khasanah rasa dan tekstur, tidak apa dilakukan sekali-sekali, tapi jangan berkepanjangan," lanjut Conny.
Dalam memberikan makanan, kata Conny, sebaiknya sesuaikan dengan perkembangan keterampilan makan anak. Pada usia 0-4 bulan, keterampilan lidah anak masih menjulur jadi hanya bisa diberikan makanan cair yaitu ASI.
Pada usia 4-6, ketika refleks menjulurkan lidahnya sudah mulai berkurang, bayi sudah bisa diberikan makan. Memasuki usia 6-8 bulan, keterampilan lidahnya sudah mulai maju dan bisa mengenali tekstur. Ketika lidahnya sudah bisa bergerak ke kanan dan kiri, dia sudah bisa mengunyah dan tekstur makanan yang diberikan sudah kasar. Dan, saat itu bayi juga sudah bisa duduk tegak. (ren)