Pola Tidur Ibu Pengaruhi Kualitas Anak

Ibu dan anak.
Sumber :
  • pixabay/Miguel L Perez

VIVA.co.id – Perilaku tidur ibu, ternyata memiliki pengaruh yang kuat pada anak. Para peneliti menemukan bahwa anak-anak kemungkinan besar tidak mendapat tidur yang berkualitas, jika ibu mereka mengalami gejala insomnia.

Bisakah Insomnia Menyebabkan Diabetes? Ini Penjelasannya

Tidur memiliki peranan penting bagi kesehatan orang dewasa dan anak-anak. Tidur yang pendek, atau kurang berkualitas, bisa memengaruhi kesehatan mental, belajar, memori, dan prestasi di sekolah pada anak-anak.

Temuan yang dipublikasikan di jurnal Sleep Medicine ini didasarkan pada studi yang meneliti hampir 200 anak usia sekolah dan orangtua mereka.

Hati-hati Insomnia Bisa Picu Diabetes

Penelitian ini dipimpin oleh Natalie Urfer-Maurer dari University of Basel di Swiss dan Sakari Lemola dari University of Warwick di Inggris.

Dilansir dari laman Times of India, Kamis 7 September 2017, anak-anak usia 7-12 tahun yang sehat dinilai tidurnya saat malam hari menggunakan alat yang disebut electroencephalography (EEG) yang dipasang di rumah. Sekitar setengah dari anak-anak partisipan terlahir prematur. Dan, orangtua melaporkan gejala insomnia mereka dan masalah tidur anak mereka.

Sering Insomnia? Coba 10 Lagu Korea yang Enak Didengar Buat Tidur

Studi ini menunjukkan bahwa anak-anak dari ibu yang memiliki gejala insomnia, tidur lebih larut, waktu tidur kurang, dan tidur nyenyak lebih sebentar dalam pengukuran EEG. Namun, tidak ada hubungan yang ditemukan dengan masalah tidur ayah.

Para peneliti melaporkan, beberapa mekanisme dapat berpengaruh dalam hubungan antara tidur orangtua dengan anak. 

Anak-anak kemungkinan belajar kebiasaan tidur dari orangtuanya dan mereka mungkin memiliki gen sama dengan orangtua mereka yang memengaruhi kualitas tidur yang buruk. Terlebih, fungsi keluarga yang buruk juga dapat memengaruhi tidur baik orangtua maupun anak. (asp)

Ilustrasi stres/sakit kepala/pusing.

Penyintas COVID-19 Rentan Alami Gangguan Tidur, Ini Alasannya

Kondisi yang dinamakan post-covid syndrome ternyata tak hanya menyerang fisik, tetapi juga mental penyintas COVID-19. Simak penjelasannya berikut ini.

img_title
VIVA.co.id
11 Januari 2022