Ibu Hamil Alami Mual Parah, Waspada Hyperemesis Gravidarum
- Pixabay/Pexels
VIVA.co.id – Baru-baru ini, Kate Middleton mengumumkan bahwa ia tengah mengandung anak ketiga. Sama seperti kehamilan sebelumnya, ia pun kembali menderita mual parah.
Dilansir laman The Independent, istilah medis untuk kondisi yang dialami Kate ini disebut dengan hyperemesis gravidarum (HG), meski jarang terjadi tapi dampaknya bisa berbahaya bagi ibu dan janin.
HG berbeda dengan mual atau morning sickness biasa karena tidak bisa mereda seiring waktu dan bisa membuat penderitanya harus selalu berada di tempat tidur.
Penderita HG bisa menjadi lemah seiring waktu karena mereka harus berjuang mencerna makanan dan menahan cairan yang ingin keluar. Bahkan seorang wanita bisa mengalami hal ini hingga 50 kali sehari.
Meski menyerang hanya satu persen dari ibu hamil, tapi efek HG bisa bertahan hingga bayi lahir. Bahkan, pada ibu yang mengalami HG lainnya, efeknya juga bisa mereda di titik 20 bulan masa kehamilan hingga setelah melahirkan. Sebagai perbandingan, morning sickness biasa akan menghilang pada usia kehamilan 14 minggu.
Biasanya morning sickness parah bisa menyebabkan ibu hamil mengalami dehidrasi. Dan jika ibu hamil mengalami dehidrasi, maka bayi yang belum lahir akan mengalami kecacatan yang diakibatkan pengurangan jumlah air ketuban yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.
Jika seorang ibu hamil kehilangan berat badan selama kehamilan, juga bisa menyebabkan bayi lahir lebih kecil dari bayi normal. Karena dehidrasi, bisa terjadi juga peningkatan risiko penyumbatan darah. Namun umumnya, bayi tidak akan terkena dampak buruknya bila kondisi ini diobati dengan efektif.
Ibu, dokter, dan rumah sakit harus memberitahukan jika seorang ibu hamil tengah kesulitan makan dan sering sekali mual.
Meski sebagian wanita hamil menderita karena masalah ini, tapi, hingga kini, belum bisa dipastikan penyebab dari HG itu sendiri. Namun, banyak para ahli kesehatan menyebut perubahan hormon dalam tubuh selama hamil bisa jadi salah satu penyebabnya. Bisa juga, karena faktor genetik.
Mereka yang pernah mengalaminya di satu masa kehamilan, dia bisa mengalaminya kembali di kehamilan berikutnya. Jadi, sebaiknya Anda rencanakan dengan baik.
Obat anti mual, vitamin B6 dan B12, dan streoid bisa digunakan untuk mengobati penyakit ini. Semakin cepat pengobatan dilakukan, semakin besar peluang penyakit ini bisa dikendalikan. Bagi ibu hamil yang mengalami dehidrasi parah, bisa diberikan infus cairan.
Beberapa wanita dilaporkan mengalami gejala seperti indera penciuman yang menguat, produksi air liur yang berlebih, sakit kepala, nyeri karena tekanan saat berbaring, dan inkontinensia atau kondisi di mana ibu hamil sulit mengontrol urine yang keluar.