Kebiasaan Ini Bisa Cegah Masalah Kesehatan Gigi Anak
- Pixabay/ confidentalcare
VIVA.co.id – Bukan hanya memperhatikan nutrisi untuk tumbuh kembang si kecil, orangtua juga harus menjaga kesehatan gigi si kecil sejak dini. Selalu memantau kesehatan gigi buah hati sejak dini juga dinilai sangat penting untuk keberlangsungannya dalam tumbuh dan berkembang.
Namun sayang, masih banyak orangtua yang tak memahami cara membuat si kecil terlatih menjaga kesehatan giginya tersebut. Hal pertama yang perlu dipahami para orangtua yaitu asupan makanan yang tidak baik untuk gigi si kecil. Salah satu makanan yang menjadi musuh gigi salah satunya adalah gula.
"Gula paling disukai anak, tapi gula bisa menyebabkan tumbuhnya bakteri pada gigi. Setelah bakteri tumbuh, kondisi gigi menjadi bersifat asam dan lama kelamaan tergerus, kemudian jadi berlubang," ujar dokter gigi drg. Andria Diarti, SpKGA, kepada VIVA.co.id.
Selain itu, banyak orang tua yang merasa kesulitan untuk mengajak anaknya rutin menyikat gigi di pagi dan malam hari. Padahal, rutinitas itu bisa diterapkan semenjak si kecil masih berusia di bawah lima tahun.
"Saat bayi mulai mengkonsumsi ASI juga sudah bisa diterapkan bagaimana cara menjaga kesehatan gigi. Rutin bersihkan gusi dan lidah bayi dengan kassa steril yang sudah dibasahi dengan air matang. Semakin beranjak dewasa, rutinitas membersihkan gusi, gigi dan lidah bisa diterapkan di pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur," papar Andria.
Menurutnya, banyak para orang tua yang melewatkan penerapan perilaku membersihkan gigi sejak dini itu. Sehingga, membuat anak tidak terbiasa melakukan rutinitas mencuci gigi, gusi, dan lidah di pagi dan malam hari.
"Momen membersihkan gigi di pagi dan malam hari itu yang harus dilakukan sejak dini, agar anak terus terbiasa dengan momen itu hingga dewasa. Pastikan juga memilih bulu sikat gigi yang halus untuk menjaga keamanan dan kesehatan mulut anak," tuturnya.
Anak yang Kekurangan Vitamin D3 Berisiko Tinggi Mengalami Stunting
Vitamin D3 bukan hanya diperuntukkan bagi anak-anak tapi juga remaja, orang dewasa, hingga para lansia.
