Pengenalan Ragam Pangan Keluarga Dimulai dari Ibu
- Pixabay/vikvarga
VIVA.co.id – Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati dan di dalamnya terdapat banyak sumber pangan bergizi. Bahkan, Indonesia menempati urutan kedua di dunia sebagai negara dengan kekayaan hayati terbesar di dunia setelah Brasil.
Sayangnya, potensi ini tidak dimanfaatkan dengan baik. Kebanyakan masyarakat Indonesia hanya mengenal sedikit jenis makanan sebagai bahan konsumsi sehari-hari. Misalnya, karbohidrat yang bisa didapat dari jagung, ubi-ubian, dan lainnya, bukan hanya beras saja.
Dr. Ir. Drajat Martianto, MSc, dosen Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB mengatakan, bahwa pengenalan keragaman pangan Indonesia bisa dimulai dari keluarga. Dan, kunci awal pengenalan ini ada di tangan ibu sebagai penyedia makanan di keluarga.
"Karena yang menjaga dapur keluarga adalah ibu. Tapi, melakukan diversifikasi pangan dalam keluarga juga harus punya trik," kata Drajat saat ditemui VIVA.co.id di Bogor.
Triknya adalah, ibu harus memahami ragam makanan antarkelompok pangan. Misalnya kelompok karbohidrat, yaitu ada beras, kentang, jagung, atau ubi. Tapi, sayangnya kelompok pangan ini sering dimaknai secara rumit oleh ibu rumah tangga.
"Misalnya makanan pokok ada lima jenis ubi-ubian. Ketika mau siapkan anak sarapan ini malah memakan waktu seharian," kata Drajat.
Padahal, ini bisa diakali dengan cara menyajikan jenis makanan pokok yang berbeda secara bergantian. Saat sarapan bisa disajikan ubi jalar, makan siang dengan nasi, dan makan malam dengan ubi kayu atau singkong.
"Harus antarhari dan antarwaktu, membuatnya seperti itu. Dan diversifikasi harus dimaknai dengan porsi juga," ujarnya menambahkan.
Selain itu, ibu juga harus bisa membuat susunan menu dengan baik. Jika memungkinkan, susunlah menu ulangan selama seminggu. Ini bisa menjadi salah satu metode untuk membantu diversifikasi pangan. (mus)