Waspada Bahaya Anak Tumbuh Pendek
- Pixabay/CarolinaP
VIVA.co.id – Anak yang lahir dengan tinggi badan kurang, atau pendek, dua per tiganya memiliki kemungkinan menjadi gemuk, jika saat berusia tiga tahun tidak bisa mengejar tinggi badannya.
Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS dari Departemen Gizi Institut Pertanian Bogor mengungkapkan, kegemukan kini sudah menjadi masalah besar di Indonesia. Pada remaja, angkanya mencapai 20-30 persen atau seperlima hingga sepertiga remaja Indonesia mengalami kegemukan.
Kegemukan ini, kata Hardinsyah, bisa karena masa lalunya yang lahir dengan tinggi badan pendek.
"Akhirnya, jadi berbagai macam penyakit. Anak yang lahir kecil di bawah 2,5 kg (kilogram) dan panjang di bawah 47 cm (sentimenter), berisiko terjadi gangguan di dalam tubuhnya," ujar Hardinsyah, saat ditemui di Bogor baru-baru ini.
Ia melanjutkan, pendek memang tidak bermasalah secara fisik. Mereka masih bisa menendang bola seperti anak-anak lainnya, tapi jika dilihat organ internalnya, kapasitas otaknya kurang. Kalau orang normal bisa belajar delapan jam, mereka empat jam saja sudah lelah.
Ginjalnya, orang normal bisa mencapai 40 tahun tidak terjadi masalah, tapi pada orang pendek usia 24 tahun, hanya 25 persen saja.
"Pembuluh darah, yang normal di usia 60 tahun masih licin dan lancar, tapi anak yang pendek di usia 30 tahun sudah hipertensi, sudah ada penyumbatan," tambah Hardinsyah.
Pendek, memang masih bisa ditinggikan dengan rajin olahraga. Tetapi, hal ini tidak lantas bisa memperbaiki organ dalamnya yang sudah rusak.
"Kalau hati, atau livernya yang tidak sempurna, maka dia jadi cepat hiperkolesterol. Kalau pankreas yang tidak sempurna, dia cepat diabetes. Saat orang lain masih aman, dia sudah terkena penyakit," tambah Hardinsyah. (asp)