Kemenkes Dapat 8 Laporan Usai Vaksin MR

Pemberian Vaksin Campak Rubella
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

VIVA.co.id – Kementerian Kesehatan telah menggulirkan program vaksinasi MR, atau Measles (campak) dan Rubella pada anak-anak sekolah di Pulau Jawa.

Bisakah Terapi Stem Cell Sembuhkan Pengapuran Tulang?

Ini dilakukan untuk mengeliminasi penyakit campak dan mengendalikan penyakit rubella, serta kecacatan bawaan akibat rubella, atau Congenital Rubella Syndrom pada tahun 2020.

Dari kegiatan vaksinasi yang dilakukan secara dua tahap, yakni bulan Agustus-September di Pulau Jawa, tercatat sudah ada 13.475.438 juta anak di Pulau Jawa yang telah mendapatkan imunisasi vaksin campak tersebut.

Jangan Putus Asa! Meski Harus Jalani Pengobatan Seumur Hidup, Tingkat Kesuksesan Penanganan Talasemia Capai 95 Persen

Dari seluruh daerah di Pulau Jawa, pada bulan ini tercatat ada delapan laporan terkait imunisasi vaksin MR yang masuk ke Komite Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

"Ada delapan laporan yang masuk pascavaksin MR ini di Banten ada tiga, di Jawa Tengah ada satu, di Jakarta ada dua, dan Jawa Barat ada dua," ungkap Ketua Komite Nasional KIPI, Dr.dr. Indra Irawan, Sp.Ak saat ditemui di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa 15 Agustus 2017.

Rahasia Sembuhkan Flu Cepat dengan Sup Ayam di Rumah? Dijamin Manjur!

Dari delapan kejadian tersebut, dijelaskannya, berdasarkan assessment yang dilakukan pihak Kementerian Kesehatan, belum ditemukan adanya co-insidential.

Salah satu temuan dari delapan laporan kepada KIPI ditemukan salah satu anak mengalami kejang yang diduga akibat dari vaksin MR tersebut. Namun, kenyataannya kejang tersebut terjadi, karena anak yang divaksin sedang tidak dalam keadaan sehat.

"Kalau anak dalam keadaan sehat dia vaksin, tidak ada kontraindikasi. Kalau kontraindikasi ada riwayat anafilatik (alergi) shock, baru kontraindikasi," paparnya.

Indra juga menjelaskan, setelah dicari tahu, anak tersebut ternyata sempat mengonsumsi obat anti epilepsi setelah vaksin. Padahal, diagnosisnya, diminum sebelum vaksin sehingga mengalami kejang.

"Steven Johnson (epilepsi) terjadi, karena minum obat anti epilepsi dimakan setelah divaksinasi dianogsisnya sebelum vaksin jadi kejang. Kemudian, di sekolah ada vaksin MR, dia vaksin tapi juga minum obat kejang alergi Steven Kohnson. Kami diagnosis, Steven Johnson di Indonesia laporan masuk di Jawa Barat atau Jakarta," paparnya.

Indra pun menjelaskan, sebagian besar anak bisa saja mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi seperti demam, nyeri ringan, dan ruam. Dan, hal ini dinilai masih wajar dan normal. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya