Bahaya Mengintai Anak Kegemukan
- pixabay/Adinavoicu
VIVA.co.id – Seringkali saat melihat bayi dengan tubuh yang gemuk, nampak lucu dan menggemaskan. Tapi, bayi yang memiliki berat badan melebihi normalnya, cenderung berisiko mengalami kolesterol tinggi di kemudian hari.
Berat badan buah hati yang terlalu berlebihan saat masih berusia di bawah dua tahun, berisiko mengalami gangguan pada proses pembakaran lemaknya. Hal ini cenderung memicu tubuhnya mengalami kegemukan yang tidak wajar di usia mendatang.
"Saat anak umur dua tahun dan berat badannya berlebihan, risiko kegemukan di usia 7 tahun ada sebesar 50 persen. Dari kegemukan ini, dampak jangka panjangnya pada kesehatan anak bisa lebih berbahaya," ujar Dr. dr Damayanti R Sjarif SpA, spesialis anak yang ditemui di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, 31 Juli 2017.
Komplikasi penyakit di masa yang akan datang, lanjut Damayanti, dapat memicu gangguan kesehatan yang lebih fatal. Sebab, anak yang kegemukan, cenderung mengalami penyakit-penyakit degeneratif.
"Dampak jangka panjangnya yaitu mulai dari kolesterol tinggi dan akhirnya memicu penyakit degeneratif seperti jantung dan diabetes. Komplikasinya jadi besar dan bahaya," katanya menjelaskan.
Untuk itu, Damayanti mengingatkan agar anak diberikan pola makan yang sesuai dengan standarnya. Selain itu, ia menegaskan bahwa pemberian macam jenis buah sebagai camilan, harus dikenalkan sejak dini.
"Saat anak mulai gemuk, kembalikan pola makannya dengan disesuaikan jam makan. Kalau anak lapar di luar jam makanñya, usahakan beri snack berupa buah potong dan hindari pemberian jus," katanya. (ren)