Waspada, Anak Gemuk Bukan Berarti Gizinya Baik

Ilustrasi anak gemuk
Sumber :
  • pixabay/Adinavoicu

VIVA.co.id – Banyak orangtua merasa senang jika buah hatinya memiliki tubuh gemuk. Anak gemuk bukan hanya dianggap lucu, tapi juga dijadikan tanda keberhasilan meningkatkan status nutrisi anak.

Salut! Begini Cara Indonesia Food Bank Ubah Nasib Ribuan Anak Melawan Gizi Buruk

Padahal anggapan ini salah sama sekali. Menurut dr. Reni Wigati, SpA, Indonesia kini dalam darurat obesitas. Pada 2013, angka overweight nasional lebih dari 10 persen dan obesitas 8,8 persen. Indonesia pun kini menempati peringkat 10 di dunia untuk obesitas secara umum (anak dan dewasa).

"Sebagian besar obesitas murni karena nutrisi, di mana asupan lebih besar daripada yang dikeluarkan. Hanya 10 persen yang disebabkan oleh penyakit seperti gangguan hormon atau masalah genetik," kata Reni kepada VIVA.co.id.

Cara Cegah Anemia dan Stunting di Kalangan Ibu Hamil dan Remaja Putri

Karena itulah, pola makan yang benar harus diperkenalkan sejak dini dalam fase pencegahan. Bukan pada saat anak sudah mengalami obesitas, baru orangtua bertindak.

Reni mengatakan, pemberian ASI ekslusif selama 6 enam bulan, kemudian dilanjutkan hingga usia 2 tahun, bisa membantu mencegah obesitas pada anak. Lewat masa ASI eksklusif, buatkan pola makan terjadwal, yaitu 3 kali makan besar dan 2 kali camilan. Jadwal ini juga harus disesuaikan dengan pola makan keluarga.

Anak Lebih Pendek dari Temannya? Bisa Jadi Alami Short Stature

"Di luar itu, kalau anak lapar, utamakan air putih. Untuk camilan, utamakan buah segar yang dikunyah, bukan di jus," imbuh Reni.

Selain itu, ciptakan lingkungan yang netral dan jangan memaksakan makanan pada anak. Biarkan anak menentukan jumlah dan jenis makanannya sendiri. Bila dia kenyang, maka hentikan kegiatan makan serta hargai pendapat anak.

Peluncuran Inisiatif Kolaborasi Rekomendasi Skrining dan Pencegahan Anemia

Bukan Hanya Vitamin! Zat Besi Jadi Kunci Cegah Anemia pada Ibu Hamil dan Balita

Kekurangan zat besi tidak hanya menyebabkan anemia, tetapi juga dapat menghambat tumbuh kembang anak secara fisik, kognitif, dan emosional.

img_title
VIVA.co.id
27 November 2024