Pendidikan Seks Tak Berarti Ajarkan Cara Berhubungan Intim
- pixabay/publicdomainpictures
VIVA.co.id – Kalimat "pendidikan seks" banyak disalahartikan oleh orangtua. Mereka menganggap pendidikan seks tidak tepat ketika anak itu belum memasuki waktu yang ideal dalam hal ini usia menjelang menikah.
Padahal ungkapan "pendidikan seks" bukan mengacu kepada bagaimana mengajarkan anak untuk melakukan seks.
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr Boyke Dian Nugraha, Sp.OG, saat ditemui di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu 22 Juli 2017, mengutarakan, pendidikan seks bukan berarti memberikan cara bagaimana melakukan hubungan seks.
"Enggak perlu takut, pendidikan seks bukan cara mengajarkan bagaimana seks. Tapi lebih kepada pengetahuan, agar anak dapat bertanggung jawab dari rayuan, pemaksaan orang lain sehingga dia bisa selamat dari hal-hal yang tidak diinginkan," paparnya.
Ia pun menjelaskan pemberian edukasi ini dapat dilakukan ketika mereka sudah mengenali areal sensitif dalam tubuhnya.
"Anak itu juga diberi masukan untuk dont talk to the stangers. Pendidikan seks ini penting diberikan pada anak-anak berusia 11-12 tahun di saat anak-anak, ketika mereka melakukan hubungan pacaran dengan lawan jenisnya. Beritahu mereka untuk pacaran yang bertanggung jawab jangan melakukan hal-hal yang menyimpang," paparnya.
Seperti diketahui, pendidikan ini penting diberikan langsung oleh orangtua kepada anaknya agar mereka jangan sampai informasi yang bersifat sensitif ini disembunyikan orangtua, bisa dan memicu anak mencari dari sumber lain, salah satunya dunia digital yang memiliki informasi tak terbatas, yang mengakibatkan salah kaprah.
Selain itu, hal ini perlu dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk dapat mencegah perilaku seks bebas, yang mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan, pemerkosaan hingga penularan penyakit seksual. (one)