Ajarkan Balita Makan Mampu Tingkatkan Motorik Halus
- Pixabay/ avitalchn
VIVA.co.id – Waktu makan yang menyenangkan dan penuh suka cita bagi anak bisa menjadi pengalaman yang berdampak positif tidak hanya bagi psikis tapi juga fisiknya. Menurut psikiater anak dr. Tjhin Wiguna, SpKJ, pola kebiasaan makan yang menyenangkan bisa menstimulasi motorik halus pada anak.
"Ketika melihat makanan dia mau eksplorasi dengan memegang, merasakan, mengecap, akhirnya dia juga bisa mengenal berbagai macam rasa. Yang tadinya dia tidak bisa memegang, akhirnya dia jadi pandai menggunakan jari jemarinya," ujar Tjhin kepada VIVA.co.id.
Keterampilan inilah yang tidak akan didapatkan anak di sekolah atau PAUD. Sejak usia 7 bulan, orangtua bisa melatih motorik halus anak yaitu yang terkait dengan otot halusnya seperti koordinasi mata dan tangan. Saat makan, mata dan tangannya akan terlatih ketika mengambil makanan.
Selain itu, keterampilan motorik halus yang terasah sejak ini juga bisa berdampak baik ketika anak mulai sekolah. Ia akan lebih mudah dalam belajar menulis. Anak yang keterampilan motoriknya halus, ketika menulis tidak akan miring ke atas atau ke bawah.
Melatih keterampilan motorik anak juga bisa dengan membiarkan anak menggunakan alat makan sendiri. Meski masih belum bisa menggunakan secara benar, tapi dengan begitu ia akan belajar apa fungsi dan cara menggunakan alat makannya. Tapi, sesuaikan juga dengan perkembangan usia anak.
Melatih keterampilan motorik halus pun sudah bisa dilakukan sejak bayi, hingga usia anak mencapai 4-11 bulan ketika dia sudah bisa duduk, usahakan agar anak makan di baby chair. Saat 9 bulan, anak diharapkan juga sudah bisa menggunakan alat makannya dengan baik. (ren)