Ramai Kejahatan Teroris, Ini Cara Jelaskan Pada Anak

Menceritakan kisah horor dapat membuat anak takut dan trauma yang berkepanjangan.
Sumber :
  • Pixabay/Esudroff

VIVA.co.id – Berita tentang ledakan bom yang terjadi di terminal Kampung Melayu Jakarta Timur Rabu malam 24 Mei 2017 sontak membuat banyak orang terkejut. Tak butuh waktu lama, pemberitaan mengenai aksi teror tersebut ramai menghiasi media massa sepanjang hari.

Cegah Kekerasan pada Perempuan dan Anak, Majelis Taklim Deklarasikan Siap Emban Peran Penting

Tidak hanya pemberitaan melalui televisi, informasi mengenai aksi teror tersebut juga menghiasi ranah jejaring sosial dalam bentuk foto dan video. Alhasil, informasi tanpa sensor dapat dengan mudah di dapatkan oleh setiap orang tak terkecuali anak-anak.

Padahal, tidak seharusnya informasi teror yang berujung kekerasan tersebut di konsumsi anak-anak, karena bisa saja berakibat pada psikologi mereka.

Hari Anak Nasional, Sudah Amankah Anak Indonesia dari Kasus Kekerasan?

Namun bagaimana mengatasinya? Dalam hal ini, orangtua diharapkan berperan penuh dalam pengendalian konsumsi anak terhadap informasi dan isu terorisme yang beredar. Tak hanya membentengi dari sisi 'tontonan' namun dari sisi pembekalan pemahaman sudah harus dimulai.

Berkaitan dengan  antisipasi tayangan kekerasan dan terorisme di media massa, Kementerian dan Kebudayaan RI (Kemendikbud RI) mengeluarkan sosialisasi mengenai panduan cara bicara pada anak tentang kejahatan terorisme.

Kasus Kekerasan pada Anak di Indonesia yang Menyayat Hati, Nomor 5 Disoroti Media Asing

Lewat akun instagram @Kemendikbud.ri dipaparkan sebuah poster panduan bagi orangtua yang cukup mudah di pahami. Berikut ini langkah-langkahnya.

1. Cari tahu apa yang mereka pahami terlebih dahulu. Bahas secara singkat apa yang terjadi. Ajak anak untuk menghindari isu spekulasi.

2. Hindari paparan televisi dan media sosial. Terlebih yang menampilkan gambar sadisme. Terutama anak usia di bawah 12 tahun.

3. Identifikasi rasa takut anak yang mungkin berlebihan.

4. Bantu anak untuk mengungkapkan perasaannya terhadap tragedi yang terjadi.

5. Jalani kegiatan bersama secara normal.

6. Ajak anak berdiskusi dan mengapresiasi kerja para Polisi, TNI, dan petugas kesehatan yang melindungi dan melayani  masyarakat di masa tragedi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya