Ibu Terlalu Sibuk Kerja, Gizi Anak Bisa Terabaikan
- Pixabay/ avitalchn
VIVA.co.id – Aneka ragam makanan dibutuhkan dalam meningkatkan tumbuh kembang si kecil. Tapi, seringkali orangtua kesulitan mencapai kebutuhan gizi si kecil, hingga berdampak pada gizi buruk.
Kekurangan zat gizi makro umumnya disertai juga dengan kekurangan zat gizi mikro. Sebagai contoh, anak yang menderita gizi buruk, seperti terjadi kekurangan karbohidrat, protein dan lemak, anak tersebut juga mengalami kekurangan zat gizi mikro.
"Akibatnya, anak tersebut mengalami gangguan tumbuh kembang, gizi buruk, menderita anemia dan daya tahan tubuhnya menurun serta mudah terserang penyakit atau infeksi," ujar spesialis gizi klinis, Dr. dr. Yustina Anie, SpGK, dalam peresmian Sertifikasi Halal dari LPPOM MUI pada Holisticare EsterC, di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu 17 Mei 2017.
Menurut Anie, kesibukan seorang ibu, membuat zat gizi yang dibutuhkan anak tidak tercukupi yang berdampak pada gizi buruk. Padahal, peran seorang ibu sangat penting guna pemenuhan zat gizi di masa tumbuh kembang anak.
"Kuncinya adalah pola asuh dari ibu. Banyak ibu bekerja yang akhirnya anak ditinggal dan tidak dapat makanan yang tidak cukup baik. Maka, dibutuhkan gizi makro dan mikro yang berkualitas di masa tumbuh kembang anak, tapi tetap tidak mengurangi pekerjaan sang ibu," lanjut Anie.
Untuk itu, Anie menegaskan pentingnya edukasi pada ibu terkait kebutuhan gizi yang harus diberikan pada anak, demi mencegah gizi buruk terjadi. Dituturkannya, zat gizi dapat ditemui dalam bentuk suplemen makanan, salah satunya vitamin C. Ini bisa tingkatkan daya tahan tubuh.
"Suplemen dibutuhkan saat si kecil sariawan, sakit flu atau selesma dan kondisi dimana asupan vitamin C dari bahan pangan atau makanan sehari-hari tidak mencukupi. Tapi, berikan suplemen hanya satu kali sehari dan sisanya adalah gizi dari vitamin dan mineral buah dan sayur."