Tak Perlu Banyak Menghapal, Ini Kunci Agar Anak Sukses Ujian
- Pixabay/Publikdomainpictures
VIVA.co.id – Orangtua yang memiliki anak usia sekolah dan bersiap menghadapi ujian, tentunya segala persiapan dilakukan agar anak mampu mengerjakan soal ujian dan menghasilkan nilai sesuai yang diharapkan.
Setiap anak memiliki banyak cara dan metode belajar yang berbeda-beda. Beberapa di antaranya mengadaptasi saran dan masukan dari kebiasaan belajar orangtua mereka. Hasilnya? Beberapa metode yang dilakukan menghasilkan nilai yang memuaskan, namun tidak sedikit pula yang gagal.
Namun sebenarnya metode seperti apa yang paling efektif digunakan?
Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan kunci utama cara belajar yang sukses membuat siapa saja lolos ujian dengan hasil yang memuaskan. Metode ini diklaim praktis dan hanya membutuhkan waktu 15 menit saja.
Dilansir dari laman Medical Daily, peneliti menyebutkan bahwa kunci penentu kesuksesan belajar adalah pemahaman mengenai strategi.
Bukan seberapa banyak yang dibaca dan dihapalkan, melainkan bagaimana memahami poin materi yang akan dijadikan bahan ujian.
Studi yang dipublikasikan online dalam jurnal Psychological Science menemukan bahwa belajar dengan arahan dan strategi, membuat para pelajar lebih mampu memilih sumber materi ujiannya. Hal tersebut kemudian membantunya mendapatkan nilai lebih baik.
Strategi tersebut mencakup bimbingan untuk membentuk pola pikir pelajar dan cara mereka menyelesaikan sumber materinya. Sehingga para pelajar tersebut mampu fokus pada satu hal saja.
Menurut data yang ada, para pelajar yang mampu melakukan hal ini secara rutin, dapat memperkuat proses edukasinya, mampu mengontrol materi pembelajarannya serta meredakan perasaan negatif saat ujian nanti.
"Kami menemukan, intervensi belajar dengan metode ini secara rutin, bahkan hanya 15 menit sebelum ujian berlangsung, mampu memperkokoh manajemen diri, di mana membantunya dalam menggunakan sumber materi yang dipelajari menjadi lebih efektif," ujar peneliti Patricia Chen.
Studi ini melibatkan beberapa pelajar yang dibagi dua kelompok yakni mereka yang diberi intervensi atau arahan dan mereka yang dibiarkan belajar tanpa arahan. Seminggu sebelum ujian berlangsung, pelajar dengan intervensi diminta menuliskan target dari hasil ujiannya.
Kemudian, mereka diminta berpikir secara detail, mengenai pertanyaan atau soal apa yang akan muncul di ujian kelak. Terakhir, mereka diminta menjelaskan alasan pemilihan masing-masing sumber soalnya dan paparkan bagaimana cara untuk menyelesaikannya.
Hasilnya, para pelajar dengan intervensi, mampu mendapatkan manfaat positif dari cara belajar tersebut. Tercatat, cara tersebut efektif membuat nilai yang diperoleh kelompok pelajar itu lebih tinggi dibandingkan mereka yang belajar tanpa intervensi.