Studi: Usia Ayah Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak
- Pixabay/White77
VIVA.co.id – Ketika mengalami masa kehamilan di usia yang cukup lanjut, wanita cenderung khawatir dengan kondisi kesehatan kandungan dan bayi yang akan dilahirkannya. Selain itu, banyak orang menganggap bahwa proses kehamilan dan kelahiran sangat bergantung dengan kondisi si ibu, terlebih soal usia.
Padahal, sebuah penelitian menyebutkan bahwa kondisi kesehatan dan tumbuh kembang bayi tidak hanya berdasarkan usia dan kesehatan sang ibu semata, namun juga berdasarkan usia si ayah.
Dilansir dari laman Medical Daily, studi dari Journal of the American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, menemukan bahwa anak yang lahir dari pria berusia terlalu tua atau bahkan terlalu muda, yakni bawah 25 tahun dan lebih 51 tahun, ternyata menunjukkan perilaku prososial (sangat membaur dengan lingkungan) di perkembangan awalnya. Namun, di usia remajanya, mereka akan kesulitan dalam bersosialisasi dengan teman sekelompoknya.
"Kami observasi, efeknya secara umum, anak yang lahir dari ayah terlalu tua atau muda, akan sangat tertantang dengan bersosialisasi, bahkan meski mereka tidak memiliki gejala autism," ujar peneliti dr. Magdalena Janecka.
Studi ini menganalisis dari 15 ribu anak kembar yang berusia 4-6 tahun dengan dikaitkan pada usia ayahnya. Selain itu, kondisi tersebut dikaitkan dengan kemampuan sosial pada anak dalam bersosialisasi, interaksi dengan teman sepermainan, serta kesehatan emosionalnya.
"Pada kasus ekstrem, efek ini berkontribusi pada penyakit klinis," lanjutnya.
Studi sebelumnya juga menemukan bahwa anak yang lahir dari ayah berusia lebih tua, berisiko mengidap kolesterol tinggi. Penelitian ini mengobservasi anak dengan ayah yang berusia di atas 35 tahun.
Meski demikian, belum ada penjelasan pasti terkait alasan di balik hal tersebut. Namun, peneliti meyakini adanya perubahan fungsi dan struktur sperma yang membuat dampak pada tumbuh kembang anak tersebut.