Sudah Normalkah Berat Badan Buah Hati Anda?
- pixabay/Tobbo
VIVA.co.id – Pertumbuhan anak tidak bisa dipisahkan dari proses kembangnya juga. Artinya, dalam pertumbuhan fisiknya pasti juga dibarengi dengan perkembangan fungsi dan kemampuannya.
Misalnya, pertumbuhan ukuran otak dan sarafnya juga akan memengaruhi kemampuannya. Dokter spesialis dan konsultan tumbuh kembang, Dr. dr. Ahmad Suryawan, SpA(K), mengatakan, dalam proses tumbuh anak ada berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Sementara itu, proses kembang anak ada penglihatan, pendengaran, motorik, dan lainnya.
"Anak harus tumbuh di awal usia dini supaya pada jangka panjang bisa sehat. Dia juga harus berkembang, sehingga setelah fisiknya tumbuh, bisa bergerak, menulis, aktif, dan mandiri," ujar dokter yang akrab disapa Wawan dalam media workshop 'Waspada Berat Badan Kurang demi Masa Depan Si Kecil' di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu 26 April 2017.
Wawan melanjutkan, anak harus sehat dan memiliki kualitas hidup yang baik, yaitu yang mampu berfungsi, beraktivitas fisik, cerdas di sekolah, dan berprestasi akademik. Ini akan menjadi bekal mereka ketika dewasa nanti.
Dalam proses pertumbuhan anak minimal ada tiga, yakni berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Jika berat badannya kurang, akan memberikan risiko jangka panjang pada anak. Kualitas hidupnya pun akan terpengaruh.
Bagaimana mengetahui jika berat badan buah hati Anda normal? Wawan mengatakan, ada berbagai parameter yang bisa digunakan. Tapi, yang paling banyak digunakan oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia adalah parameter yang dikeluarkan oleh WHO.
Sudah disepakati bahwa kurva pertumbuhan dari WHO yang dibuat 2005 dan diperbarui tahun 2006, memiliki garis pertumbuhan yang menjadi acuan para ahli.
Kurva tersebut, dijelaskan Wawan, memiliki garis hijau dan ada angka 0, 2, dan 3 sebagai standar deviasi.
"Berat badan yang normal ada di nol, garis hijau. Kalau kurang, dia akan ada di bawah -2. Kalau di angka -3 berarti dia sangat kurang berat badannya," tutur Wawan. (art)