Miris, Masih Banyak Anak Indonesia Malnutrisi
- REUTERS/Khaled Abdullah
VIVA.co.id – Gizi menjadi faktor penting dalam kehidupan anak. Bagaimana kualitas hidup anak di masa depan, salah satunya juga dipengaruhi oleh gizi.
Dalam data Riset Kesehatan Dasar yang didapat dari tahun 2007-2013 menunjukkan bahwa keadaan anak-anak Indonesia sejak dari janin hingga baru lahir menunjukkan angka yang stagnan. Pemberian ASI eksklusif hanya mencapai 30,2 persen.
Sementara pada usia 6 bulan - 6 tahun, yang memiliki gizi normal hanya 45 persen. Angka ini tidak beranjak jauh dari tahun 2007.
"Anak pra sekolah dilihat jika berat badannya per usia di tahun 2007 yang punya gizi kurang 18,4 persen, di tahun 2010 angkanya 17,9 persen, tahun 2013 hampir 20 persen. Angkanya tidak menurun," jelas dokter spesialis konsultan tumbuh kembang - pediatri sosial, Dr. dr. Ahmad Suryawan, SpA(K), saat media workshop 'Waspada Berat Badan Kurang Demi Masa Depan Si Kecil' di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu 26 April 2017.
Sementara itu di usia 6-12 tahun angka anak yang kurus dan sangat kurus dengan gemuk dan sangat gemuk sama tingginya yaitu 11 persen. Begitu pula di rentang usia 12-15 tahun dan 15-18 tahun, angkanya sama-sama tinggi.
Pada orang dewasa pun yang memiliki gizi normal hanya mencapai 38 persen saja. "Anak Indonesia seperti terlihat menghadapi masalah malnutrisi secara bersamaan, nutrisi kurang dan lebih. Tren ini juga terus konsisten tinggi pada setiap tahapan usia anak," kata Wawan.
Padahal masalah gizi ini akan menentukan kualitas anak Indonesia di masa depan. Apalagi tren ini terus terjadi hingga remaja bahkan dewasa. Hal ini, kata Wawan, dapat mengancam kualitas tumbuh kembang anak di masa depan. (ren)