Kesenjangan Imunisasi di Daerah Terpencil Masih 50 Persen
- Pixabay/dfuhlert
VIVA.co.id – Imunisasi merupakan salah satu hak perlindungan kesehatan pada anak di seluruh dunia. Salah satu tujuan penggalakan gerakan imunisasi ini yakni menurunkan angka kecacatan akibat penyakit yang sebenarnya dapat dicegah.
Imunisasi Indonesia sudah mencakup sembilan penyakit yakni polio, campak, hepatitis B, tetanus, pertusis, difteri, rubella, pneumonia, dan meningitis. Program imunisasi dasar lengkap di tahun 2016, sudah mengalami peningkatan. Sayang, kendalanya yaitu kurang pemerataan di seluruh Indonesia.
"Kesenjangan masih ada. Jawa dan Sumatera (sudah) mencapai 90 persen (yang diimunisasi). Ada yang tidak puas, karena terjadi kesenjangan di daerah timur hanya 40-50 persen," ujar Dirjen P2P, HM Subuh, MPPM, dalam Pekan Imunisasi Nasional, di Kemenkes RI, Jakarta, Selasa 25 April 2017.
Bahkan, ada anak-anak di beberapa daerah tertentu yang memang sama sekali tidak mendapatkan imunisasi. Padahal, Subuh menuturkan bahwa anak yang tidak diimunisasi, berisiko besar menjadi sebuah kasus penyakit besar.Â
"Prevalensi kasus dan intensitas kejadian luar biasa akan meningkat, utamanya menyerang anak. Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak," katanya lagi.
Sehingga, strategi yang ditingkatkan oleh Kemenkes RI, ditujukan untuk memeratakan persentase imunisasi di berbagai daerah. Tiga strategi itu mencakup penjangkauan imunisasi ke daerah terpencil, peningkatan kualitas pelayanan, serta penggerakan masyarakat dalam menjangkau imunisasi.
"Kami ingin terus berupaya dalam menjangkau daerah kecil, meski biayanya cukup besar, tapi upaya tersebut akan ditingkatkan. Peran lingkungan dan masyarakat juga harus ditingkatkan," kata dia. (one)