Anak Bermasalah di Sekolah? Ini Trik untuk Menghadapinya
- Pixabay/ Eelementus
VIVA.co.id – Seorang guru dan konsultan pendidikan dengan pengalaman 30 tahun, Dr. Donald McMenamin, mengatakan bahwa sebenarnya sebagian besar anak bisa sukses dalam hidupnya. Meski demikian, masih ada sebagian kecil dari mereka yang tidak berhasil. Seringkali anak-anak ini mendapat label nakal atau bermasalah.
Tapi, Donald percaya bahwa sekelompok kecil anak-anak bermasalah ini sebenarnya bisa mengubah hidupnya dan memiliki masa depan cemerlang. Atas dasar itulah ia menciptakan sebuah metode pendekatan yang disebut dengan 'Two Islands and A Boat' atau 'Dua Pulau dan Satu Perahu'. Metode ini adalah sebuah metode kuat untuk memberi dukungan ke para pemuda ketika mereka menghadapi kondisi yang penuh tekanan dan berbagai konflik.
"Pendekatan ini berfokus pada bagaimana para pelajar dapat menetapkan cita-cita mereka, membuat rencana untuk dapat mencapainya, dan juga berbagai cara untuk mengatasi apapun yang dapat menghalangi mereka dari pencapaian menuju cita-cita," kata Donald saat acara Program Pelatihan Guru Bimbingan Konseling bersama Education New Zealand di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa 18 April 2017.
Metode ini dibuat Donald berdasarkan filosofi bangsa Polinesia yang gemar mengarungi lautan untuk bermigrasi mencari pulau yang terbaik untuk mereka tinggal. Donald mengibaratkan anak-anak bermasalah ini tengah berada di satu pulau dan harus bermigrasi ke pulau lain yang memberikan mereka visi masa depan yang lebih baik.
Donald menjelaskan, langkah pertama yang dilakukan oleh guru untuk membimbing anak-anak bermasalah ini keluar dari kondisinya adalah menempatkan mereka pada satu 'pulau'. 'Pulau' yang dimaksud ini adalah masalah yang membayangi si anak, misalnya dia memiliki masalah kekerasan di sekolah, bullying, penyalahgunaan obat, dan sebagainya yang membuat anak ini bisa dikeluarkan dari sekolah.
"Pertama, tanyai masalah anak ini. Kedua, tanyakan pada mereka apa efek reputasi karena masalah yang mereka lakukan itu terhadap dirinya dan orang lain. Ketiga, tarik anak keluar dari masalah itu dan biarkan dia melihat masalahnya lalu tanyakan apakah itu yang dia inginkan. Keempat, minta dia menjelaskan kenapa dia tidak mau itu terjadi dalam hidupnya," ujar Donald.
Saat ini dilakukan, bukan lagi guru yang akan mendorong anak untuk berubah. Tapi, anak ini akan berusaha meyakinkan guru bahwa ia mau berubah. Dan yang terpenting harus diingat adalah, jangan melabeli anak dengan masalah yang dilakukannya seperti kamu tukang bullying, tapi lebih kepada apa yang kamu lakukan adalah melakukan bullying.