Waspada, Kejang dan Demam Anak Picu Epilepsi
- Pixabay/unsplash
VIVA.co.id – Kejang disertai demam tinggi, kerap dialami anak-anak yang berusia di bawah lima tahun. Namun, meski angka kejadian ini minim, bahaya besar bisa mengintai si kecil.
Menurut sebuah penelitian, kejang demam terjadi akibat suhu tertentu yang dialami anak. Biasanya, dipicu oleh adanya keturunan dari keluarganya.
"Kejang demam biasanya faktor genetik yang dimiliki anak itu. Kejang deman bukan kejang epilepsi tapi cukup banyak jumlahnya pada anak-anak," ujar konsultan bedah saraf dari Epilepsi Center RSU Bunda, Prof. Dr. Zainal Muttaqin, SpBS, PhD, kepada VIVA.co.id beberapa waktu lalu, di Jakarta.
Nyatanya, Zainal menuturkan, kejang di masa kecil anak akibat demam, memicu kejadian epilepsi di waktu dewasa kelak. Terlebih, bahaya mengintai pada kejang demam yang terjadi berulang.
"Tapi saat anak yang masa kecilnya mengalami kejang demam berulang, dari penelitian, ada lima sampai sepuluh persennya, di 10-15 tahun mendatang, yang nanti muncul epilepsi. Jadi saat remaja bisa saja dia mengidap epilepsi," kata dia.
Ia menjelaskan, peristiwa kejang itu terjadi akibat pasokan zat asam yang menurun. Sehingga, kerusakan terjadi akibat penurunan zat asam yang seharusnya mencukupi kebutuhan tubuh.
"Jadi peristiwa kejang demam itu menyebabkan suatu kekurangan pasokan zat asam di daerah tertentu dan waktu dia kejang menyebabkan kerusakan di situ. Maka, di kemudian hari, kerusakannya sebabkan epilepsi." (mus)