Dekatkan Hubungan Orangtua dan Anak dengan Permainan
- Pixabay/ golso
VIVA.co.id – Tidak ada kegiatan yang lebih menyenangkan untuk dihabiskan bersama buah hati tercinta selain bermain. Selain itu, bermain juga bisa menjadi peluang bagi Anda lebih mendekatkan diri dengan anak.
Menurut psikolog anak Anita Chandra, M.Psi, untuk anak-anak usia sekolah di atas kelas 3 SD tapi belum sampai usia remaja, permainan yang bisa menjadi alternatif pilihan orangtua dan anak adalah board game seperti ular tangga atau monopoli.
"Atau aktivitas yang benar-benar outdoor seperti outbound bersama. Kalau dilihat dari sisi waktunya, sebaiknya memang permainan yang bisa mengisi waktu luang lebih efektif. Karena, dalam bermain juga banyak komunikasi yang terjadi," ujar Anita kepada VIVA.co.id.
Sementara untuk anak yang sudah lebih besar, usia SMP sampai SMA, memang akan lebih sulit memilihkan permainan bersama. Mereka tentu sudah tidak suka lagi main yang baik dicampuri oleh orangtua.
Meski begitu, Anita mengatakan, untuk anak-anak usia ini biasanya aktivitas ke luar rumah yang lebih dapat membuat orangtua lebih dekat dengan anak. Kalaupun memang tetap ingin memilih board game, sebaiknya pilih board game yang benar-benar menantang bagi mereka.
Orangtua perlu tahu bahwa bermain menjadi hal yang penting juga buat anak. Untuk anak usia sekolah sebaiknya jangan membatasi waktu bermain anak karena main adalah proses belajar buat mereka. Asalkan bermainnya masih terarah kegunaannya.
Sebaiknya, arahkan anak untuk bermain permainan sosial seperti bermain bola, kasti, dan lain-lain. Dengan permainan sosial, kemampuan sosial emosional anak pun akan terbangun dengan baik.
"Kalau gadget itu memang lebih banyak negatifnya. Secara fisik kesehatan mata terganggu, secara emosi dia tidak bisa regulasi karena kalau game di ponsel dia terdorong untuk harus menang," kata Anita.
Berbeda dengan permainan sosial, di mana ketika menang atau kalau dia bisa meregulasi emosi, kalau curang ada 'hukuman' dari teman-temannya. Permainan sosial inilah yang kurang didapat anak sekarang. Apalagi kecenderungan anak sekarang kegiatannya justru lebih padat dengan aktivitas les, kalaupun bermain lebih banyak bermain sendiri.