Bobot Tas Berlebih, Picu Sesak Napas pada Si Kecil
- Pixabay/Ambermb
VIVA.co.id – Sudah tidak jarang lagi melihat anak-anak yang membawa tas yang sama besar dengan tubuhnya. Isi dari tas tersebut, bahkan memberi beban yang membuat anak merasa kesulitan berjalan.
Ragam mata pelajaran di sekolah, diberikan agar anak mampu mengasah kemampuan otaknya. Namun, beragam mata pelajaran tersebut, justru membuat anak harus menopang buku lebih banyak.
Hal ini yang memberi dampak buruk pada tubuh anak. Tidak jarang, banyak yang mengaitkan tubuh pendek dengan beban tas sekolah anak.
"Anak yang tasnya memiliki beban yang berat ditambah cara menopangnya yang tidak tegap, menghambat pertumbuhan tinggi badannya karena postur tersebut," ujar spesialis kedokteran olahraga, dr. Ade Tobing, SpKO, kepada VIVA.co.id di kawasan Menteng, Jakarta Selatan.
Beban berat ditambah postur yang bungkuk, memberikan dampak terhambatnya tinggi badan anak. Bahkan, postur yang dibiarkan bungkuk terus menerus akan memberi masalah pada pernapasannya.
"Lama-lama dia kebiasaan bungkuk, akhirnya posturnya bungkuk terus. Postur bungkuk itu membuat paru-parunya menjadi kesulitan bernapas," kata Ade.
Sehingga, Ade menegaskan pentingnya para orangtua mengukur beban tas sekolah si kecil. Selain itu, disarankan agar si kecil memang menggunakan tas yang khusus untuk anak-anak.
"Beban tas harus 10-15 persen dari berat anak. Misal, anak beratnya 30 kilo, jadi bebannya maksimal tiga kilo saja. Dan pemakaiannya harus tegap, agar posturnya terbentuk dengan baik," jelas Ade.