Terlalu Mengkritik Penampilan Picu Anak Alami Gangguan Makan
- Pixabay/ Eelementus
VIVA.co.id – Gangguan makan merupakan masalah psikologis serius yang tidak bisa diabaikan. Sebab, bila tidak tertangani dengan baik, gangguan makan bisa menyebabkan kematian.
Gangguan makan seperti anoreksia, bulimia, dan binge eating atau emotional eating tidak terjadi begitu saja. Ada berbagai faktor yang bisa memengaruhi seseorang penderita gangguan makan, salah satunya adalah pola asuh.
"Pola asuh orangtua yang terlalu mengkritik penampilan atau orangtua yang punya riwayat gangguan makan juga bisa memengaruhi anak," kata Tara Adhisti de Thouars, Kepala Departemen Psikolog Klinik lightHOUSE Indonesia kepada VIVA.co.id, Jumat, 24 Februari 2017.
Karena itu, lanjut Tara, sebaiknya orangtua selalu menjaga self esteem anak dengan tidak fokus pada penampilan. Banyak sisi dari anak yang bisa menjadi bahan pujian bagi orangtua seperti prestasi, bakat dan hal lainnya, tidak harus selalu mengenai penampilan fisiknya.
Jika orangtua hanya melihat dari tubuh si anak, maka anak akan menggunakan tubuh sebagai sumber percaya diri. Kondisi akan membuatnya rentan menjadi penderita gangguan makan. Selain itu, kebiasaan makan keluarga juga bisa memengaruhi anak mengalami gangguan makan.
"Makanan pada anak remaja tidak boleh fokus pada kalori. Kadang orangtua terlalu memikirkan kalori jadi membuat anak konflik dengan makanannya," ujar Tara.
Sebaiknya tetap berikan anak makan yang sewajarnya dengan tetap mempertimbangkan gizi seimbang. Tunjukkan kepada mereka bahwa makan sesuatu perlu tapi jangan berlebihan.
Seringkali, orangtua yang obesitas cenderung memiliki anak yang obesitas karena anak mengikuti bagaimana orangtua makan. Sebaliknya, orangtua yang takut gemuk hingga membatasi makanannya juga akan memengaruhi anak membatasi makan mereka.
"Jadi memang perilaku makan harus tepat karena sumber belajar perilaku anak dari keluarga," kata Tara. (ase)