Bermain Adalah Hak Anak yang Tidak Boleh Dilanggar

Ilustrasi ibu dan anak bermain
Sumber :
  • Pixabay/ golso

VIVA.co.id – Permainan tradisional, selain memberikan kegembiraan juga manfaat yang berguna bagi perkembangan anak. Bahkan, menurut Endi Aras, pendiri Komunitas Gudang Dolanan, bermain juga merupakan hak yang harus diberikan kepada anak dan tidak boleh dilanggar.

Kampung Lali Gadget, Bikin Anak-anak Lupakan Gadget dan Beralih pada Permainan Tradisional

"Tidak boleh dilupakan, bermain merupakan salah satu hak anak yang di atur dalam undang-undang," ungkap Endi saat ditemui, Viva.co.id, di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah, Jakarta Barat.

Sayang, menurutnya tidak sedikit orangtua yang menganggap bermain sebagai aktivitas yang tidak penting dan tidak bermanfaat. Pandangan ini, tambahnya ialah suatu pemahaman yang keliru tentang aktivitas bermain pada anak ini membuat banyak orangtua mengabaikan hak anak untuk bermain.

Cara Starbucks Perkenalkan Kembali Permainan Tradisional Indonesia

"Mereka melakukan pembatasan-pembatasan atau memberlakukan banyak larangan untuk anak bermain. Mereka takut rumah menjadi berantakan, takut pakaian dan badan anak menjadi kotor, takut anak sakit karena terserang kuman, takut anak terluka saat bermain dan lain sebagainya," kata dia menjelaskan.

Berbagai ketakutan dan pandangan yang keliru ini pada akhirnya menurut Endi membawa dampak negatif pada anak. Padahal dalam bermain memiliki banyak manfaat untuk berbagai aspek perkembangan anak.

Ada Acara Tak Biasa di HUT ke 25 PAN

"Dalam bermain, sesungguhnya anak belajar berbagai keterampilan yang sangat mereka butuhkan untuk menjalani kehidupan mereka kelak," kata dia.

Dia melanjutkan, ketika anak-anak dibatasi atau dilarang bermain, hal ini berarti mereka telah kehilangan banyak kesempatan emas untuk menikmati kegembiraan, belajar berbagai pengetahuan yang amat berguna, mengembangkan berbagai aspek dalam dirinya secara optimal, dan meningkatkan kreativitas.

"Ketika anak-anak tidak dapat bermain dengan leluasa, berarti hak nya sebagai anak telah di abaikan dan dilanggar" tegas dia.

Endi menambahkan, bahwa ketika anak bermain dalam periode emas, maka nilai-nilai mulai disemai, ilmu mulai dipatahkan, dan tonggak-tonggak kreativitas mulai dipancangkan.

"Peran aktivitas bermain bagi penanaman nilai-nilai, penguasaan ilmu pengetahuan, dan pengoptimalan kreativitas anak sungguh besar," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya