Cara Sekelompok Ibu Mendidik Warga Soal Sindroma Down
- pixabay/Kadie
VIVA.co.id – Tidak ada satu pun orangtua di dunia ini yang berharap buah hatinya lahir dengan kekurangan. Tapi, tidak ada pula yang bisa mengelak ketika Yang Maha Kuasa menganugerahkan kita buah hati yang spesial.
Seperti halnya para orangtua yang tergabung dalam Perkumpulan Orangtua Anak Dengan Down Syndrome (POTADS), sebuah perkumpulan para orangtua yang memiliki anak penyandang down syndrome.
Tak dipungkiri, sindroma down masih banyak mendapat pandangan sebelah mata dari masyarakat. Masih banyak pula yang menganggap anak dengan sindroma down adalah anak yang tidak punya harapan karena kekurangannya.
Pandangan inilah yang coba diubah oleh POTADS. Perkumpulan ini terbentuk dengan tujuan mengedukasi masyarakat mengenai apa itu sindroma down serta membangkitkan semangat orangtua yang memiliki anak sindroma down agar tidak putus asa.
"Kami saling menguatkan, memberikan support, karena pasti semua orangtua ingin anaknya lahir tanpa ada masalah. Tapi bagi orangtua yang memiliki anak penyandang down syndrome pasti ada sedih, galau, kecewa, menangis boleh tapi jangan lama-lama karena down syndrome harus segera ditangani," ujar Dini Prihatini, Ketua 2 Bagian Internal POTADS kepada VIVA.co.id.
POTADS terbentuk dari kekhawatiran sejumlah orangtua yang sama-sama memiliki anak dengan Sindroma Down. Kala itu, tiga orang ibu yaitu Noni, Eli dan Aryati sama-sama tengah menunggu buah hati mereka yang menjalani terapi di Klinik Tumbuh Kembang RS Harapan Kita.
Mereka sepakat membuat perkumpulan agar para orangtua yang memiliki masalah yang sama dengan mereka bisa saling berbagi informasi dan cerita. Karena pada saat itu, sekitar tahun 2003, sumber informasi masih sangat terbatas.
POTADS pun banyak membentuk grup diskusi. Mulai dari mailing list, hingga kini banyak bermunculan media sosial, semua digunakan untuk dijadikan wadah berbagi informasi. Dari tiga orang pencetus, perkumpulan ini terus berkembang hingga kini mencapai ratusan anggota. Bahkan POTADS juga memiliki perpanjangan tangan di berbagai daerah di Indonesia.
Selain aktif berbagi informasi, para anggot POTADS yang biasa disapa Sahabat POTADS juga rutin mengadakan pertemuan yang sering disebut dengan Kopdar.
"Kegiatan rutin kami ada setiap 3 atau 4 bulan sekali, namanya Kopdar. Di sini biasanya kita bikin kegiatan seperti sharing, seminar dengan mendatangkan narasumber dan membahas apa yang banyak dibahas orangtua dengan anak down syndrome," imbuh Dini.
Selain acara rutin, POTADS juga selalu menggelar acara akbar setiap tahunnya yang diadakan bersamaan dengan Hari Down Syndrome Sedunia.
Selain itu, POTADS juga aktif memberikan edukasi mengenai sindroma down di posyandu-posyandu serta kepada para mahasiswa di berbagai universitas.
"Kami ingin mensosialisasikan bahwa down syndrome juga bisa diterima di masyarakat. Untuk orangtua yang anaknya penyandang down syndrome jangan pernah malu dan yang baru punya harus cepat bangkit," pesan Dini.
Dini menambahkan, anak dengan sindroma down bukan berarti tidak bisa berkembang dengan baik. Karenanya, orangtua juga harus bisa membimbing mereka mengoptimalkan kemampuan mereka, karena seperti anak lainnya, anak sindroma down juga bisa berprestasi. (ren)