Iklan Susu Formula Picu Rendahnya Pemberian ASI Eksklusif
- Pixabay/Candice_Rose
VIVA.co.id – Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, dr. Anung Sugihantono, M.Kes mengatakan, salah satu faktor kurangnya pemberian ASI eksklusif karena adanya iklan susu formula dari media. Padahal, pemerintah telah memberikan peraturan terkait hal tersebut.
"Prinsip iklan yang telah diatur pemerintah, bahwa informasi yang diberikan harus terpercaya dan melindungi masyarakat. Oleh karena itu, tidak berlebihan dan sekaligus ada unsur pendidikannya," ujar Anung di Jakarta, Senin 30 Januari 2017.
Dari data Kemenkes RI, angka pemberian ASI eksklusif masih terhitung sangat rendah yakni 29,5 persen dari rentang seratus persen. Hal ini berarti angka pemberian ASI pada anak usia nol hingga enam bulan di Indonesia, masih sangat kurang. Padahal asupan gizi yang paling lengkap hanya terdiri terdapat dari ASI.
"Paparan media ini yang harus mampu memberikan pengetahuan terkait ASI eksklusif. Jangan sampai media malah memaparkan iklan yang hiperbola terkait efek susu formula dan mengabaikan ASI," kata Anung.
Pendapat yang sama disampaikan Dewan Periklanan Indonesia, Ridwan Handoyo. Ia mengatakan, bahwa masyarakat yang berperan sebagai konsumen memiliki hak terkait perlindungan dari barang yang dipaparkan di iklan melalui media.
"Sayangnya saat ini, iklan bukan lagi melindungi konsumen, padahal konsumen memiliki hak untuk mendapatkan keamanan dan pengetahuan yang jujur terkait barang yang ada di iklan," ujarnya. (mus)