Modernisasi Tingkatkan Risiko Kanker pada Anak

Ilustrasi anak bermain ponsel.
Sumber :
  • Pixabay/PublicDomainPictures

VIVA.co.id – Banyak ahli medis menyatakan kalau saat ini kita tengah menghadapi 'epidemik' kanker dengan peningkatan kanker yang mengkhawatirkan pada anak-anak yakni 40 persen. Hal ini disebabkan gaya hidup modern yang dijalani saat ini.

Cara Mengatasi Obsesi yang Berlebihan pada Ponsel

Komputer tablet, makanan cepat saji, ponsel, emisi kendaraan bermotor, bahan pembersih, adalah beberapa biang kerok yang menyebabkan terjadinya peningkatan tajam ini.

Dilansir laman The Sun, yayasan amal Children with Cancer UK mengungkapkan risiko ini sebagai bagian dari peringatan Bulan Kesadaran Kanker. Mereka mengklaim, lebih dari 1.300 anak terdampak kanker setiap tahunnya dibandingkan tahun 1998.

Apakah Anda Ibu Milenial? Ini Tandanya

Yayasan amal tersebut juga sudah mengimbau pemerintah serta para orangtua untuk melawan gaya hidup sehari-hari yang berbahaya yang menyebabkan ribuan anak berisiko memiliki kanker.

"Kita sudah kalau dalam perang melawan kanker anak. Ini adalah epidemik. Hingga usia 14 tahun kami melihat perbaikan tingkat survival lima tahun. Namun, dengan sebagian tipe kanker 50 persen anak akan meninggal dalam beberapa tahun ke depan. Lebih banyak anak terancam kematian," ujar Perwakilan dari yayasan amal ini sekaligus penasihat sains, Alasdair Philips.

Hasto: Kandang Banteng Makin Berkembang Biak di Pilkada 2024

Dia juga menekankan hanya lima persen kanker yang disebabkan oleh faktor keturunan. Yayasan amal ini akan meluncurkan konferensi selama tiga hari bernama Childhood Cancer 2016 untuk mendiskusikan bagaimana melawan epidemik kanker anak ini.

"Saya yakin, tujuh dari 10 penyebab kanker disebabkan oleh gaya hidup," kata Philips.

Selain itu, peningkatan statistik anak penderita kanker bertambah karena kenaikan populasi, artinya lebih banyak jumlah anak-anak.

Namun, yayasan Children with Cancer UK menyatakan, pertumbuhan populasi hanya berdampak pada 10 persen peningkatan penderita kanker. Sementara sisanya disebabkan hal yang belum pasti.

Meski demikian, yayasan ini percaya masih ada harapan bagi anak-anak hanya jika para orangtua membatasi anak-anak mereka dari risiko gaya hidup yang menyebabkan penyakit berbahaya ini.

Membuat anak-anak lebih aktif, makan makanan sehat, dan menghindarkan anak-anak kontak langsung dengan bahan-bahan karsinogenik untuk mengurangi risiko mereka terkena kanker.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya