Pentingnya Pemahaman Tentang Kesuburan Sejak Dini

Kasus kanker serviks masih menjadi penyebab kematian tertinggi.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Seringkali, gaya hidup seseorang sewaktu muda dikaitkan dengan tingkat kesuburannya.Itu sebabnya, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi menjadi sangat penting untuk dipelajari sejak muda.

Kelas BPJS Dihapus! Cek Iuran Terbaru Desember 2024 yang Harus Anda Bayar

Ketua Perkumpulan Kesuburan Inggris (BSF) dan profesor pengobatan reproduksi di Leed University Adam Balen mengatakan, bahwa anak-anak memang harus diajarkan mengenai kesuburan sejak dini.

Profesor Balen menambahkan, sejak usia sembilan tahun, terutama anak perempuan harus diberi pemahaman untuk tidak terlambat atau menunda pernikahan. Selain itu, Profesor Balen menganjurkan anak-anak untuk makan makanan sehat, berolahraga dan menjaga tubuh mereka dalam kondisi yang baik, hingga tiba saatnya untuk mengandung dan melahirkan.

7 Manfaat Jogging di Malam Hari, Fisik dan Mental jadi Sehat

"Ini menyangkut bagaimana menjaga kesehatan dan melindungi masa depan Anda. Karena itu penting sekali untuk mencegah semuanya sejak awal," kata Profesor Balen kepada European Society of Human Reproduction and Embryology di Helsinki, Finlandia, seperti dikutip laman Daily Mail.

Dalam survey yang dilakukan BFS tahun ini, ditemukan lima orang berusia antara 16-24 yang punya pemahaman keliru tentang kesuburan wanita. Menurut mereka, kesuburan wanita menurun saat usia diatas 35 tahun. Padahal, sebenarnya kesuburan wanita mengalami penurunan sejak usia akhir 20 tahunan.

Mau Langsing Tanpa Diet Ekstrem? Coba 8 Jus Sayur Ini!

"Kita perlu menyampaikan pesan ini sedini mungkin dan secara terus menerus untuk membangun kebiasaan yang benar. Saya rasa banyak remaja perempuan yang tidak melakukan olahraga cukup. Kita harus mengambil peluang untuk melakukan dialog mengenai hal ini. Kita harus memulai pelajaran pra pubertas di sekitar usia sembilan atau 10 tahun, ketika mereka cukup matang untuk memahami isu ini," kata Profesor Balen.

Selain itu, Profesor Balen juga menganjurkan agar pelajaran terkait kesuburan harus dimasukkan dalam kurikulum sekolah.

"Hal ini harus ditanamkan dalam keseharian di sekolah dan menjadi bagian dari pendidikan kepribadian, sosial, kesehatan, dan ekonomi," imbuhnya.

Namun demikian, kritikus menilai usia sembilan tahun masih terlalu muda untuk anak-anak mendapatkan diskusi mengenai keibuan.

"Tidak diragukan akan ada waktu dan tempat untuk mendiskusikan tentang kesuburan wanita yang menurun seiring usia dan masa menjadi ibu, namun mayoritas orangtua melihat waktunya bukan sebelum menjelang pubertas. Saat mengajarkan tentang kesuburan pada usia yang lebih tua pada anak, harus dikombinasikan juga penekanan pentingnya membuat kehidupan keluarga yang stabil," kata Norman Wells dari Perserikatan Pendidikan Keluarga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya