Spesialis Kejiwaan: Anak yang Terlalu Ingin Menyenangkan Orang Lain Perlu Diwaspadai
- Pixabay/ Mandyme27
Jakarta, VIVA – Memiliki anak yang punya kebiasaan membantu teman lainnya, tentu sikap ini sering dianggap menyenangkan. Namun, ketika sikap anak yang suka membantu dan menyenangkan orang ini terlalu berlebihan, di sini orang tua harus waspada.
Apa yang terjadi? Terkait dengan hal itu, Spesialis kejiwaan, dr. Elvine Gunawan, Sp.KJ punya jawaban tersendiri.
“Anak-anak seperti ini tuh seneng banget nyenengin orang lain, ‘saya selalu kecewa dok, saya udah baik saya berharap temen saya baik tapi kok temen saya enggak baik ya’ ya itu salah pilih teman itu di otak kan gitu. Tapi gak mungkin kita bilang ‘kamu salah pilih temen sih’,” kata dia dikutip dari potongan video yang diunggah di akun Instagram miliknya.
Padahal kata dr. Elvine bahwa hal itu adalah respon terhadap trauma yang dialaminya. Anak-anak atau orang yang pernah tertolak lingkungan. Atau bahkan merasa tidak pernah dipentingkan oleh lingkungan dia akan berusaha lebih agar bisa diterima lingkungannya. Salah satu caranya adalah dengan berusaha menyenangkan orang lain.
“Padahal itu adalah respon trauma dia karena dia selalu merasa tertolak, dia selalu merasa tidak nyaman, dia selalu merasa tidak pernah dipentingkan maka saya harus berbuat lebih agar orang bisa menerima saya. Makin ditolak makin nyenengin orang itu pola traumatik,” ujar dia.
Elvine menambahkan,”Makanya liat anak-anak yang traumatik even hidupnya besar dia pasti cenderung menyenangkan orang lain dibanding diri dia sendiri. Traktir temennya, uang jajannya dikasih ke orang lain, ngorbanin dulu diri sendiri nelfon sampai jam 3 pagi asal dia enggak pernah ngalamin aku kesepian. Itu sebetulnya respon dia agar tidak ditinggalkan orang lain, tapi akhirnya sacrificing your self,”
ujar dia.
Elvine juga meminta orang tua selalu melihat kondisi anak-anaknya. Dia bahkan memberi mewanti-wanti orang tua untuk memberikan perhatian lebih jika anaknya terlalu baik dan selalu membantu temannya padahal dirinya sendiri kesulitan. Bisa jadi kata dia, anak Anda pernah mengalami masa-masa trauma di hidupnya.
“Jadi kalau anak kita soleh banget nolongin orang justru harus nyalain tuh alarmnya. Kok anak kita enggak bisa ngomong enggak yah dia aja sendiri udah kepala jadi kaki, kaki jadi kepala, keringat udah segede gambreng buat ngerjain tugas, kok masih mau nolongin orang lain. Jangan-jangan dulu dia pernah dibully dulu, dia pernah ditolak orang lain kah? Pernah dibandingin sama anak tetangga lain gak? Sehingga dia ingin menunjukkan kalau dia tuh layak untuk diterima,” ujar dia.
https://www.instagram.com/p/DFCGwsYTQB3/?igsh=MTluaWhvdHpzMXAycw==
Mengapa Kepercayaan Diri Bisa Hilang Saat Bermain Media Sosial? Ini Penjelasan Berdasarkan Psikologi dan Cara Atasinya
Mengapa media sosial bisa menurunkan kepercayaan diri? Temukan penjelasan psikologi lengkap tentang perbandingan sosial, FOMO, dan dampak cyberbullying dan cara atasinya.
