Psikolog: Lebih Susah Tangani Anak Fatherless Dibanding yang Ayahnya Meninggal

Ilustrasi ayah dan anak.
Sumber :
  • Pixabay/White77

Jakarta, VIVA – Peran ayah dalam pengasuhan juga sama pentingnya dengan ibu. Namun sayangnya belakangan ini banyak didapati anak-anak yang kehilangan peran seorang ayah di masa perkembangan mereka atau belakangan disebut dengan istilah fatherless.

Satu Keluarga Tertimpa Tiang Listrik di Binjai, Ibu dan Anak Tewas

Psikolog Dra. Yuli Suliswidiawati, mengatakan, hal itu bisa memberikan dampak signifikan pada kondisi psikologis anak-anak. Dia bahkan menyebut jauh lebih berat menghadapi anak-anak yang kehilangan figur ayah daripada menghadapi anak-anak yang ditinggal meninggal oleh ayah mereka. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

“Ini tuh berat banget. Saya punya klien yang seperti itu umur sudah dewasa sudah kuliah di perguruan tinggi bagus. Buat saya sebagai profesi kayaknya lebih mudah menghadapi anak yang memang ayahnya meninggal, tidak ada atau orang tuanya cerai tapi ada figur-figur pengganti kakeknya, omnya, ada uwaknya. Sebab wujud ayahnya tidak ada digantikanlah wujudnya,” kata dia dalam potongan video di Instagram @nyinyir_update_official, dikutip Kamis 16 Januari 2025. 

Terkuak, Alasan Perempuan Tanpa Figur Ayah Sering Salah Memilih Pasangan

Yuli menambahkan, padahal ayah sendiri punya peran dalam membentuk karakter anak-anaknya di rumah. Jika ayah tersebut tidak menjalankan perannya, maka jangan heran jika hal tersebut berdampak pada kehidupan psikologis anak-anak mereka.

Pengakuan Kakek Rudapaksa 2 Bocah di Toilet Masjid: Saya Khilaf

“Paling sulit itu ini sosoknya ada, di rumah ada laki-lakinya yang namanya ayah tapi tidak ada peran, fungsinya. Misalnya keberadaannya tidak mengajak anak laki-lakinya ke masjid, atau tidak mengajari anak perempuannya membantu ibunya ngasih tau ‘temenin mamanya’ itu tidak ada. Bahkan ada orangtua yang asik dengan dirinya dengan hobinya sendiri misalnya,” kata dia.

Terkait dengan fatherless ini, Yuli juga mengungkap kasus yang dialami oleh kliennya yang merupakan anak kuliah. Dia menyebut sang ayah dari kliennya menjadi sosok yang cukup dihormati di masyarakat. Namun di satu sisi sebagai anak dia sama sekali tak pernah merasakan figur ayah dalam hidupnya.

"Kemarin klien saya, kata anaknya ayahnya buat masyarakat luar biasa karena dia tokoh sering memberikan motivasi. Tapi anaknya bilang ke saya, tapi sebagai anak tidak pernah didakwahi, hanya kamu harus ini, kamu harus itu, harus harus saja tanpa diberi pemahaman, tanpa diberi contoh,” pungkasnya.

Berdasarkan apa yang dialami kliennya dan anak-anak di luar sana, Yuli memperingatkan agar ayah bisa hadir dalam setiap perkembangan anak. Dia bahkan memberi peringatan keras jika peran ayah lebih banyak digantikan oleh ibu mereka sendiri.

“Sesungguhnya yang disebut dengan fatherless seperti ini hilangnya fungsi ayah di dalam rumah. Kalau hilang sosok itu jelas tapi ini (fatherless) dampaknya jauh lebih menyakitkan buat anak. Apalagi melihat ibunya banyak mengganti peran ayahnya. Ini waspada,” kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya