RSCM Luncurkan Breast Milk & Enteral Nutrition Center, “Jembatan” Kehidupan Bagi Bayi Prematur

Breast Milk Enteral Nutrition Center
Sumber :
  • RSCM

Jakarta, VIVA –  Dalam upaya menyediakan nutrisi optimal bagi bayi prematur dan bayi yang sakit, RSCM dengan bangga mengumumkan peluncuran RSCM Breast Milk & Enteral Nutrition Center, sebuah fasilitas lengkap yang didedikasikan sebagai pusat penyimpanan dan pengolahan ASI dan layanan nutrisi enteral.

Keberadaan fasilitas ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas perawatan bayi dengan memastikan akses terhadap ASI, baik dari ibu maupun donor, berlangsung dengan aman. ASI dari donor dipastikan melewati screening dan proses pasteurisasi sebelum diberikan kepada bayi. Selain penyimpanan dan pemrosesan ASI, pusat ini juga mempersiapkan nutrisi enteral khusus bagi bayi yang sulit minum atau memiliki masalah saluran cerna sehingga meningkatkan angka kesintasan bayi di seluruh usia kehamilan.

Dalam pesan menjelang proses peresmian Breast Milk & Enteral Nutrition Center di Gedung Kiara, Direktur Utama RSCM, dr. Supriyanto Dharmoredjo, Sp.B, FINACS, M.Kes menyatakan bahwa fasilitas ini merupakan salah satu penunjang yang penting untuk dikembangkan, mengingat prevelensi kelahiran prematur di Indonesia adalah 15 persen dari seluruh kelahiran. Hal ini menyebabkan Indonesia didaulat sebagai negara di posisi ke-5 tertinggi di dunia dalam hal kelahiran prematur. 

Menurut Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, Sp. A, Subsp. Neo, sebagai dokter spesialis anak yang mendalami bidang neonatologi – cabang ilmu kesehatan anak yang berkaitan dengan bayi baru terutama bayi prematur dan bayi yang lahir sakit; alasan utama pengembangan RSCM Breast Milk & Enteral Nutrition Center adalah untuk memastikan setiap bayi mendapatkan hal terbaik di awal kehidupannya. “ASI adalah nutrisi sempurna yang disediakan oleh alam bagi bayi, terutama bagi bayi-bayi prematur dan bayi sakit yang lahir dengan kondisi medis yang rapuh.” 

Sementara itu Yusuke Nakata , Senior Managing Officer Pigeon Corporation mengatakan bahwa Pigeon mendukung program menyusui. Asi bukan sekedar makanan tetapi asi adalah kehidupan. Memberikan asi pada bayi prematur mempunyai tantangan tersendiri, tidak mudah tetapi asi adalah harapan untuk bayi-bayi kecil itu.

Mengutip hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli neonatologi di 3 universitas besar Italia, Milan, Turin dan Roma, dan telah dipublikasikan di Frontier Volume 11 - 2023 (https://doi.org/10.3389/fped.2023.1213243) dijelaskan bahwa ASI mengandung banyak faktor bioaktif, termasuk imunoglobulin, laktoferin, lisozim, dan sitokin, yang berkontribusi pada sistem kekebalan bayi dan memberikan perlindungan dari infeksi. Faktor-faktor ini sangat penting bagi bayi prematur, yang memiliki sistem kekebalan yang belum matang dan lebih rentan terhadap infeksi. Dalam artikel tersebut juga dijelaskan bahwa pemberian ASI telah dikaitkan dengan peningkatan hasil kognitif dan perkembangan saraf pada bayi. 

Ketersediaan ASI, terutama untuk bayi prematur yang lahir dengan berat badan sangat rendah, merupakan sebuah tantangan. Di berbagai tempat layanan kesehatan, bayi dengan berat badan lahir rendah mungkin tidak memiliki akses ke ASI dalam jumlah cukup, sehingga dapat menghambat perkembangan mereka. Kondisi inilah yang membuat RSCM merasa perlu mengembangkan Breast Milk & Enteral Nutrition Center sebagai bagian dari perawatan neonatal yang komprehensif.
 
Saat ini fasilitas perawatan neonatal di RSCM memiliki kapasitas 66 tempat tidur, dan terbagi atas beberapa kategori sesuai kondisi bayi, yaitu:
12 bed untuk kategori NICU 1 – bayi dengan tindakan bedah
12 bed untuk kategori NICU 2 – bayi dengan kemungkinan infeksi
13 bed untuk kategori NICU 3 – bayi-bayi yang lahir sangat kecil atau prematur
14 bed untuk kategori NHCU 1 – bayi yang tidak membutuhkan perawatan intensif, namun masih memerlukan infus
15 bed untuk kategori NHCU 2- bayi yang sedang dipersiapkan untuk pulang.

Canggih! Indonesia Berhasil Lakukan Operasi Jarak Jauh, Dokter di Bali dan Pasien di Jakarta

Menurut Prof. Rinawati, idealnya satu ruangan perawatan diperuntukkan satu bayi prematur. Selain menjaga kenyaman dan privasi, juga kemungkinan penularan infeksi menjadi kecil. Tetapi hal tersebut belum dapat diterapkan di Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar, terlebih di RSCM sebagai rumah sakit rujukan nasional. Maka pilihan terbaik adalah membagi fasilitas dengan kategori tersebut di atas. 

Selanjutnya dijelaskan oleh Prof. Rinawati sebagai penggagas Breast Milk & Enteral Nutrition Center bahwa layanan yang diberikan di fasilitas ini tidak hanya berpusat pada bayi dan kesehatannya, melainkan juga edukasi dan pelatihan bagi orang tua dan pengasuh anak tentang pemberian nutrisi terbaik sesuai kondisi bayi yang mereka hadapi. 

Tingginya Kasus Gagal Ginjal Anak, DPR: Dinkes dan Orang Tua Beri Edukasi Bahaya Jajanan Kaki Lima

Lebih detail Prof Rinawati menjelaskan bahwa bayi prematur khususnya yang lahir 28-32 minggu kehamilan (very preterm premature) memiliki risiko besar mengalami Necrotizing Enterocolitis (NEC) gangguan usus yang sangat berbahaya dan sangat sering dialami bayi prematur. ASI adalah satu-satunya asupan yang tepat untuk mengatasi kondisi tersebut. 

Sayangnya tidak semua bayi prematur bisa tercukupi oleh ASI ibunya tepat setelah kelahiran. “Jadi, jika ibu para bayi prematur ini belum dapat memberikan ASI pada bayinya, setiap instalasi NICU yang melayani para bayi prematur harus berperan mengupayakannya. Sambil menunggu ASI ibu tersedia, salah satu cara adalah dengan memberikan ASI donor. Di Indonesia hal ini belum diterima secara terbuka, sehubungan penerapan anjuran agama tertentu yang perlu memastikan identitas setiap pendonor ASI. Situasi ini menyebabkan layanan ASI donor belum optimal dilakukan di fasilitas kita,” ungkap Prof Rinawati melengkapi pernyataannya. Sekalipun demikian, Breast Milk & Enteral Nutrition Center saat ini sudah memiliki kapasitas pasteurisasi ASI donor yang baik, yaitu 1.5 L dalam satu siklus proses.

Olivia Allan Konsumsi Cia Pao Pasca Melahirkan, Bisa Turunkan Berat Badan hingga Booster ASI

Kesiapan fasilitas ini beroperasi merupakan hasil kerja sama RSCM dengan Pigeon Corporation, sebuah perusahaan yang berdedikasi untuk melayani kebutuhan ibu, bayi dan keluarga sejak tahun 1957. Pigeon Corporation berkomitmen untuk mewujudkan dunia yang lebih ramah bayi dengan memahami dan memenuhi kebutuhan unik bayi, termasuk bayi prematur dan bayi yang lahir dengan kondisi medis.

Upaya kolaboratif untuk mendirikan Breast Milk & Enteral Nutrition Center ini telah dimulai pada tahun 2021, dengan tujuan untuk meningkatkan perawatan dan dukungan nutrisi bagi pasien bayi dan bayi prematur. Pigeon Corporation telah memberikan kontribusi bagi proyek ini dengan menyediakan peralatan, melengkapi ruang laktasi, dan berbagi pengetahuan serta praktik terbaik dari Breast Milk Center yang sukses di negara lain.

Keterlibatan Pigeon Corporation mencerminkan tekadnya yang teguh untuk mendukung keluarga dan memastikan bahwa setiap anak memiliki awal kehidupan yang terbaik. "Kami berusaha peka menangkap kebutuhan masyarakat dan terlibat. Sebagai bagian dari masyarakat dunia, kita perlu bekerja dan tumbuh bersama; kami percaya bahwa hanya cinta yang dapat menumbuhkan cinta seperti cinta seorang ibu kepada bayinya," dijelaskan oleh Mr. Yusuke Nakata, Senior Managing Officer, Pigeon Corporation. "Inisiatif ini tidak hanya memperkuat fasilitas perawatan kesehatan tetapi juga menekankan pentingnya cinta dan kepedulian dalam membina generasi mendatang."

Peran lain yang tak kalah penting diemban Breast Milk & Enteral Nutrition Center yang berada di pusat pendidikan kedokteran Indonesia ini adalah berkembang menjadi pusat didik dan pelatihan bagi para profesional di bidang kesehatan, dan juga pusat penelitian tentang ASI dan nutrisi bayi prematur (juga bayi sakit).

Sebagai instalasi kesehatan yang menjadi pusat rujuk nasional, maka Breast Milk and Enteral Nutrition Center ini akan terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkannya; terlibat menggunakan fasilitas, atau menjadi pihak yang berjalan beriringan merawat dan mengembangkannya. Sehingga bersama-sama, kita dapat mewujudkan generasi emas Indonesia yang unggul di tahun 2045. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya