First Time Mom Pasti Relate, Influencer Ini Share Pengalaman Bedain MPASI Anak Pertama dan Kedua
- Freepik/cookie_studio
Jakarta, VIVA – Makanan Pendamping ASI (MPASI) adalah tahapan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi yang dimulai ketika usia mereka mencapai 6 bulan. Pada usia ini, ASI atau susu formula saja tidak lagi mencukupi kebutuhan gizi mereka, sehingga MPASI diperlukan sebagai sumber tambahan energi, protein, serta vitamin dan mineral penting lainnya.
Makanan yang diberikan harus kaya akan zat besi, protein, lemak sehat, dan serat untuk mendukung pertumbuhan fisik serta perkembangan otak. Pengenalan MPASI yang tepat juga membantu bayi belajar mengenali berbagai rasa dan tekstur makanan, yang kelak mendukung kebiasaan makan sehat. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!
Berbagai komponen yang dibutuhkan untuk MPASI inilah seringkali membuat para ibu kebingungan, terutama first time mom atau wanita yang baru punya anak. Hal ini ternyata juga pernah dirasakan oleh influencer Dwi Handayani Syah Putri.
"Bahkan gue dulu kayak, pas buat MPASI anak aja, ini diblender bareng? Ini caranya gimana, ini gimana? Itu wajar banget orang yang kayak, gimana ya gue takut salah. Aduh ini kebanyakan nggak ya ini proteinnya segala macam," kata Dwi Handayani Syah Putri, mengutip video YouTube Tasya Farasya, Kamis 14 November 2024.
Pengalaman berikutnya ketika membuat MPASI membuat ibu dua anak itu jadi lebih santai dan paham apa yang harus dilakukan. Menurutnya, daripada para ibu pusing menimbang-nimbang bahan makanan apa saja yang harus dimasukkan untuk MPASI, sebaiknya manfaatkan apa saja bahan makanan yang dimiliki di rumah.
"Padahal, udah jalanin aja apa yang ada di kulkas. Lu udah blender dah, mangap anak lu," katanya.
"Itu si Ilayya, makanya sekarang dia doyan makan. Kalau Frey kan gue panik, wajar dia nggak suka banget makan. Ditimbang gitu semuanya," sambungnya.
Ia merasa proses MPASI anak pertamanya berjalan kurang baik lantaran terlalu banyak memusingkan bahan makanan apa saja yang akan diberikan. Belum lagi Dwi Handayani juga memaksakan diri memberikan bahan makanan mahal dan berkualitas tinggi untuk anak pertamanya.
Alhasil, sang anak jadi pemilih makanan atau picky eater karena sejak kecil dibiasakan makan-makanan yang mahal.
"Ini salah gue juga, karena gue dulu bingung. Ditimbang semuanya, cari ginseng dari Belanda, cari tomat dari New Zealand," kata Dwi Handayani.
"Katanya nggak pake gula garam biar anaknya nggak picky eater. Apa lu? Malah tambah picky eater," sambungnya.
MPASI diberikan secara bertahap, dimulai dari makanan bertekstur halus seperti bubur atau puree, lalu perlahan-lahan ditingkatkan ke tekstur yang lebih padat sesuai perkembangan kemampuan makan bayi.
Berdasarkan pengalaman Dwi Handayani Syah Putri, MPASI memang harus mempertimbangkan kandungan gizi dari sumber makanan yang diberikan, tetapi bukan berarti para ibu harus memaksakan dengan bahan makanan yang sulit didapatkan.