Sudah Pasang KB Masih Kebobolan? Dokter Ungkap Penyebabnya

Ilustrasi alat kontrasepsi.
Sumber :
  • Dokumentasi HonestDocs

Jakarta, VIVA – Merencanakan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Beragam alasan seseorang dinilai perlu melakukan perencanaan kehamilan, mulai dari finansial, alasan kesiapan mengasuh anak hingga alasan kualitas pengasuhan.

Tertarik Lakukan Inseminasi? Perhatikan Hal Ini

Salah satu hal yang bisa dilakukan dalam perencanaan kehamilan adalah dengan menggunakan KB. KB atau alat kontrasepsi saat ini sudah beragam mulai dari yang sederhana seperti penggunaan kondom, pil KB, KB suntik, KB Implan atau bahkan IUD. Scroll untuk info selengkapnya, yuk!

Namun pernahkah bunda mengalami momen di mana ketika sudah memasang KB namun ternyata masih 'kebobolan'? Mengapa bisa demikian? Adakah yang salah dalam pemasangan KB tersebut?

Benarkah Ikan Bisa Atasi Depresi Ibu Hamil? Begini Kata Ahli Gizi

Ketua Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (PP IBI), Dr. Ade Jubbaedah. S.Keb., Bdn, MM., MKM., menjelaskan, tenaga medis yang akan memasang KB, akan memastikan terlebih dahulu pasien tidak dalam keadaan hamil.

"Pada saat inilah tugas kita sebagai tenaga medis maupun tenaga kesehatan, sebelum melakukan pemasangan alat kontrasepsi, itu kita lakukan pemeriksaan dulu. Pemeriksaan dipastikan ibunya tidak dalam kondisi hamil. Bagaimana caranya? Kita lakukan pemeriksaan fisik, tanda-tanda kehamilan ada nggak? Nah, kita pastikan kita periksa dulu tuh," kata dia kepada awak media saat ditemui di kawasan Pademangan Jakarta Utara, Rabu 17 Oktober 2024.

Lobster Ternyata Sangat Disarankan Buat Ibu Hamil untuk Cegah Anemia dan Stunting, Tapi...

Ilustrasi ibu hamil

Photo :
  • pixabay

Lebih lanjut diungkap oleh Ade Jubbaedah bahwa jika dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kehamilan, maka alat kontrasepsi tersebut bisa dipasang ke tubuh pasien.

"Kalau ada tanda-tanda kehamilan, ya nggak dipasang. Itu yang sering kebobolan ternyata ada kehamilan, karena sebelumnya memang pemeriksaan itu harus betul-betul dipastikan ibu tidak dalam kondisi hamil. Jadi, jangan sampai nanti ketika kita pasang, ternyata (hamil)," kata dia. 

Terkait dengan jenis KB yang aman untuk digunakan agar tidak 'kebobolan', Ade Jubbaedah mengungkap bahwa hal ini sesuai dengan kondisi medis dari pasien itu sendiri. 

"Karena kan masing-masing orang punya karakteristik masing-masing, makanya tadi harus ada indikasi medis. Harus ada yang namanya roda klop. Ada roda klop itu adalah bagaimana kelayakan medis ketika kita berikan pilihan, oh ini cocok nggak nih? Kita lihat lagi. Di situ ada, oh ternyata dia cocoknya menggunakan ini," kata dia.

“Jadi bidan itu atau tenaga kesehatan maupun tenaga medis memberikan edukasi itu ada yang namanya kelayakan medis. Jadi nggak bisa disamakan, oh bu yang cocok itu apa? Pilkah, suntikah, atau ini sesuai dengan kondisi medisnya," sambungnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya